Soloraya
Jumat, 29 Juli 2016 - 17:40 WIB

PSK SOLO : Warga Ketelan Tolak Pekerja Seks Komersial Mangkal di Kampung

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Spanduk penolakan PSK mangkal di Kampung Grogolan, Ketelan, Banjarsari, Solo, Jumat (29/7/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

PSK Solo, warga Grogolan, Ketelan, memasang spanduk penolakan PSK mangkal di kampung.

Solopos.com, SOLO–Warga Kampung Grogolan RT 001 /RW 001, Ketelan, Banjarsari memasang sejumlah spanduk menolak pekerja seks komersial (PSK) mangkal di kampung. Keberadaan PSK dinilai meresahkan warga.

Advertisement

Salah seorang warga Ario Sunario, mengatakan warga akhir-akhir ini dibuat resah dengan maraknya PSK berseliweran masuk ke jalan kampung untuk bertransaksi. Keberadan PSK tersebut mulai terlihat malam hari sekitar pukul 21.00 WIB sampai dini hari.

“Kami sering mendapati PSK melakukan transaksi di pinggir Sungai Pepe. Nama baik kampung jadi jelek akibat sering dijadikan tempat mangkal PSK,” ujar Ario saat ditemui Solopos.com di pinggir Sungai Pepe, Jumat (29/7/2016).

Advertisement

“Kami sering mendapati PSK melakukan transaksi di pinggir Sungai Pepe. Nama baik kampung jadi jelek akibat sering dijadikan tempat mangkal PSK,” ujar Ario saat ditemui Solopos.com di pinggir Sungai Pepe, Jumat (29/7/2016).

Ario mengatakan jumlah PSK yang sering mangkal di Kampung Grogolan sekitar lima orang. Jumlah tersebut bertambah banyak pada hari Sabtu dan Minggu. Sebagian besar PSK tersebut bukan asli warga Solo tetapi dari luar daerah seperti Sukoharjo, Sragen, Boyolali hingga Pacitan.

“Warga sangat resah dengan maraknya PSK mangkal di kampung hingga akhirnya memasang spanduk penolakan yang dipasang awal pekan lalu. Pemasangan spanduk tersebut cukup efektif membuat PSK takut,” kata dia.

Advertisement

Senada diungkapkan warga lainnya, Delly. Menurut dia, keberadaan warung makan di Kapung Grogolan juga sering dijadikan tempat nongkrong PSK untuk bertransaksi. PSK berpura-pura membeli makan dan nongkrong dalam waktu lama menunggu pelanggan.

“Kampung Grogolan dulu memang sering dijadikan tempat mangkal PSK, tetapi akhir 2015 warga mulai melarang PSK mengkal di kampung karena sudah sangat meresahkan warga,” kata dia.

Sementara itu, Lurah Ketelan, Evi Mahanani, mengatakan pemasangan spanduk penolakan PSK mangkal di Kampung Grogolan merupakan inisiatif warga sendiri. Pemasangan spanduk tersebut juga untuk mengantisipasi PSK agar tidak kembali mangkal di kampung.

Advertisement

“Kami memastikan wilayah Ketelan saat ini sudah bersih dari PSK. Warga ingin nama baik kampungnya tidak lagi tercemar hanya karena sering dijadikan PSK mangkal,” kata dia.

Ia mengaku telah memberikan sosialisasi kepada warung makan yang berjualan di pinggir Sungai Pepe untuk mengusir PSK jika mendapati mangkal di warung. Sejauh ini sosialisasi itu sangat efektif untuk mengusir PSK dari kampung.

“Kami tidak ingin generasi muda di kampung ikut terkena dampak negatif maraknya PSK mangkal di kapung. Petugas Linmas bersama warga setiap hari selalu memantau di lokasi untuk memastikan tidak ada lagi PSK mangkal di Ketelan,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif