Jogja
Jumat, 29 Juli 2016 - 00:40 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Antisipasi Cuaca Ekstrem Petani Tembakau Kurangi Luas Tanam

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Wahyu Sulistiyawan/JIBI/Bisnis Indonesia)

Petani mengantisipasi cuaca ekstrem yang kemungkinan masih akan terjadi.

Harianjogja.com, SLEMAN – Petani tembakau di Kabupaten Sleman memilih untuk tidak menanami seluruh lahan mereka dengan tanaman tembakaun. Ini dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang kemungkinan masih akan terjadi.

Advertisement

“Petani tembakau hanya menanami sekitar 30 persen dari total luas lahan garapan miliknya. Ini dilakukan karena pada masa panen pertama, hampir sebagian besar petani gagal tanam karena bibit mati akibat terguyur hujan,” katanya Bendahara Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Sleman Supardi.

Menurut dia, untuk antisipasi kerugian petani seperti peristiwa cuaca ekstrem pada 2010 para petani menanami sebagian lahan mereka dengan kacang-kacangan, cabai, tomat dan bawang untuk sementara.

“Ada sebagian petani yang tengah memasuki masa tanam kedua. Ini dikarenakan masa tanam pertama mereka gagal. Sedangkan bagi tembakau yang berhasil tumbuh, kini tengah memasuki masa pemberian pupuk dan pencangkulan tanah di sekitar tanaman tembakau,” katanya seperti dikutip Antara, Kamis (28/7/2016).

Advertisement

Ia mengatakan, petani tembakau juga dipusingkan dengan penerimaan gudang hanya hanya mencapai 25 persen.

“Ini dikarenakan pihak gudang khawatir dengan kualitas tembakau di musim kemarau basah. Belum lagi, harga tembakau saat ini tidak memiliki kejelasan karena kualitas panen belum diketahui,” katanya.

Salah satu petani tembakau di Kecamatan Prambanan, Sleman Wasiman mengatakan akibat hujan cuaca ekstrem dirinya mengalami kerugian hingga Rp2 juta.

Advertisement

“Ribuan bibit tanaman tembakau yang ditanam di lahan seluas 2.500 meter persegi yang baru berusia lima hari mati diguyur hujan. Kerugian ini didasarkan atas harga bibit tembakau bligon seharga Rp70 per batang dan Rp500 ribu untuk biaya pengolahan dua kali,” katanya.

Menurut dia, penanaman ulang bibit tembakau diawali dengan meratakan tanah dengan traktor, kemudia dilakukan pembuatan lubang serta penyiraman dan pemupukan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif