Jogja
Jumat, 29 Juli 2016 - 23:20 WIB

KEMISKINAN GUNUNGKIDUL : Hidup Di Kandang Kambing, Ngadiyem Gantungkan Hidup Dari Tetangga

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mbah Ngadiyem (85) . Perempuan renta yang belum pernah menikah tersebut tinggal di sebuah kandang kambing milik Sri purwanti dan Timbul K. Penawaran sri agar Mbah Ngadiyem tinggal di dalam rumah selalu ditolak, sehingga terpaksa ia harus tinggal di kandang kambing hingga kini . (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Kemiskinan Gunungkidul belum dapat diatasi seluruhnya.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Pemerintah Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul masih kesulitan dalam mengayomi warganya yang membutuhkan uluran tangan karena kondisi ekonomi yang memprihatinkan.Berdasarkan data yang dimiliki oleh pemerintah desa terdapat dua warganya yang hidup jauh dari kondisi layak.

Advertisement

Kepala Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Giyono mengatakan pihaknya cukup prihatin dengan kondisi warga desanya. Salah seorang warga yang tak luput dari perhatian desa yakni Ngadiyem (85) warga Dusun Candi Enam RT 02 RW 06 , Desa jatiayu, Karangmojo, Gunungkidul. Giyono mengisahkan Ngadiyem saat ini hidup sebatang kara tanpa sanak saudara yang memerhatikannya.

Tidur dalam satu atap dengan kambing dan ayam di sebuah kandang milik warga. Selama ini ia menggantungkan hidup dari keikhlasan sepasang suami istri yang tak lain ialah tetangga rumah Ngadiyem yakni Timbul Karsino dan Sri Purwanti.

Advertisement

Tidur dalam satu atap dengan kambing dan ayam di sebuah kandang milik warga. Selama ini ia menggantungkan hidup dari keikhlasan sepasang suami istri yang tak lain ialah tetangga rumah Ngadiyem yakni Timbul Karsino dan Sri Purwanti.

“Selama ini tidur di kandang, kejiwaannya juga sudah terganggu,” kata dia, Kamis (28/7/2016).

Sebagai kepala desa, Giyono mengaku tak dapat berbuat banyak untuk menyelamatkan Ngadiyem dari hidup yang kurang layak tersebut. Bantuan yang disalurkan oleh pemerintah pun tak serta merta dapat dimanfaatkan oleh Ngadiyem, seperti bantuan rastra.

Advertisement

Anggaran desa pun tak dapat ia gunakan sembarangan untuk membiayai hidup warga miskin di desanya tersebut. Selain Ngadiyem, dua warga lainnya yakni Nikem Marto Sariman (90) dan anaknya, Pami (56) yang tinggal di Dusun Sawahan 13, Jatiayu.

Kondisi Nikem mengalami penyakit jantung, sedang Pami mengalami gangguan kejiwaan, sedang harus hidup tanpa penghasilan hanya menunggu bantuan dari tetangga sekitar rumahnya.

“Kami terus berupaya mencari bantuan mulai dari LSM hingga Dinas Sosial demi mendapatkan uluran tangan, namun hasilnya nihil,” kata dia.

Keluarga Lepas Tangan

Advertisement

Sri Purwanti, dermawan yang mengurus hidup Ngadiyem bersama suaminya Timbul Karsono selama kurang lebih dua tahun merasa tak keberatan.

Namun ia menyayangkan sanak saudaranya yang justru terkesan lepas tangan untuk merawat Ngadiyem yang renta.  Ia dan suaminya selama ini bekerja sebagai pembuat tempe dengan penghasilan yang tak seberapa. Ditambah dengan kondisi anak bungsunya, yang menderita keterbelakangan mental dan lumpuh kaki.

Sri Purwanti dan Timbul Karsino, suami istri warga Dusun Candi Enam Desa Jatiayu Karangmojo, merawat Mbah Ngadiyem (85) yang renta dan sebatang kara. (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Advertisement

“Ya seadanya saja kami merawat mbah Ngadiyem, dari makan sampai buang kotoran,” kata Sri Purwanti.

Kondisi Ngadiyem yang renta dan kejiwaan yang tak baik membuat Sri Purwanti mengikhlaskan hati untuk merawat Ngadiyem yang sebatang kara.

Bahkan sebelumnya, Ngadiyem pernah berjalan kaki hingga hilang di perbatasan Wonogiri. Selain itu sebuah kecelakaan ringan pernah dialaminya sehingga membuat Nagdiyem lumpuh hingga saat ini. Ia berharap ada dermawan lain yang berkecukupan dapat memberi pertolongan untuk Ngadiyem, setidaknya ditempatkan di ruangan dan mendapat perawatan yang layak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif