Soloraya
Jumat, 29 Juli 2016 - 21:40 WIB

HUKUMAN MATI : Keluarga Merri di Solo Bersyukur Eksekusi Ditunda

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana depan kamar Siswandi, 70, orang tua dari Merri Utami, 42, terpidana mati narkoba, Kamis (28/7/2016) di Rusunawa Semanggi. (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Hukuman mati, keluarga Merri Utami bersyukur eksekusi mati ditunda.

Solopos.com, SOLO–Keluarga Merri Utami, 42 alias Cahyawati, salah satu terpidana mati kasus narkoba bersyukur eksekusi mati oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) ditunda, Jumat (29/7/2016). Keluarga masih berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengampunan (grasi).

Advertisement

Bibi Merri, Tin Suryani, mengatakan penundaan eksekusi mati Merri didapat dari pemberitaan di media masa. Keluarga langsung mengucap syukur setelah eksekusi ditunda.

“Keluarga sangat bersyukur dengan kabar ditundanya eksekusi mati dia [Merri] oleh Kejagung. Namun, keluarga masih tetap khawatir setelah eksekusi mati tahap selanjutnya masih akan dilakukan Kejagung,” ujar Suryani saat ditemui Solopos.com di rumahnya di Kampung Wirengan RT 001 /RW 005, Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, Jumat.

Suryani mengatakan keluarga terus memantau pemberitaan terkait kasus yang menjerat Merri. Ia meyakini menundaan eksekusi mati tersebut juga disyukuri oleh kakak dan adik Merri.

Advertisement

“Kami masih berharap kepada Presiden Jokowi agar mau memberikan grasi kepada Merri. Keluarga meyakini dia [Merri] hanya sebagai korban mafia narkoba dari luar negeri,” kata dia.

Ia mengatakan maraknya pemberitaan Merri membat keluarga di Baluwarti sering dicari banyak wartawan. Kondisi itu membuat paman Merri, Bambang merasa terganggu.

“Saya sudah tiga hari ini tidak berjualan HIK [hidangan istimewa kampung] di depan rumah seiring maraknya pemberitaan tentang Merri,” kata dia.

Advertisement

Ditanya mengenai kabar terakhir rencana pemakaman Merri di Magetan, Jatim, Suryani mengaku kurang begitu tahu soal rencana pemakama itu. “Saya hanya mengingat pesan dia [Merri] ingin dimakamkan di samping makam ibunya di Desa Manang, Grogol, Sukoharjo,” kata dia.

Sementara pantauan Solopos.com, Orang tua Merri, Siswandi diketahui sudah meninggalkan kamar di Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, sekitar Rabu (27/7/2016) siang.

Seorang penghuni Rusunawa, Nanik, mengatakan kepergian Siswandi baru diketahui setelah warga yang biasa merawatnya mencoba menawarkan makan siang dengan mengetuk pintu kamar, Kamis (28/7/2016). Setelah diketuk beberapa kali tidak ada respons dari dalam hingga akhirnya mencoba mengintip dari jendela belakang kamar.

“Dia [Siswandi] ternyata sudah tidak ada di dalam kamar. Warga tidak ada satu pun yang mengetahui kepergianya kemana,” kata Nanik, yang kamarnya bersebelahan dengan Siswandi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif