Jogja
Kamis, 28 Juli 2016 - 16:20 WIB

PERTUMBUHAN EKONOMI DIY : Kegiatan Usaha DIY Triwulan II Turun

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang grosir Pasar Beringharjo Tinem menunggu dagangannya di kiosnya, Senin (9/5/2016). Saat ini banyak komoditas yang mengalami kenaikan harga. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Pertumbuhan ekonomi DIY turun pada triwulan II ini

Harianjogja.com, JOGJA--Peningkatan kegiatan usaha sektor industri pengolahan belum mampu mendorong pertumbuhan kegiatan dunia usaha di DIY pada triwulan II 2016. Kegiatan usaha di DIY pada triwulan II justru menunjukkan penurunan.

Advertisement

Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan mengatakan, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia mengindikasikan kegiatan usaha di DIY pada triwulan II 2016, mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Hal ini tercermin dalam angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) dalam posisi negatif sebesar -0,42%.

Penurunan kegiatan usaha didorong oleh penurunan realisasi kegiatan usaha pada sebagian sektor ekonomi, di antaranya sektor pertanian (SBT -2,65%), pertambangan (SBT -0,72%), konstruksi (SBT -5,11%), pengangkutan dan komunikasi (SBT -2,55%), serta sektor jasa (SBT -0,07%).

Advertisement

“Penurunan kegiatan usaha ini dikonfirmasi oleh penurunan volume penjualan yang disebabkan oleh masih lemahnya permintaan dalam negeri, seiring dengan masih lemahnya perekonomian domestik,” kata dia, Rabu (27/7/2016).

Ia menjelaskan, sejalan dengan penurunan kegiatan usaha, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada triwulan II 2016 juga mengalami penurunan.

Rata-rata kapasitas produksi terpakai pada triwulan II 2016 berada di level 66,76%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 76,97%. Namun, penggunaan tenaga kerja dan investasi masih terindikasi meningkat.

Advertisement

Penurunan kinerja dunia usaha juga terindikasi dari kinerja keuangan yang menurun. Saldo Bersih (SB) kondisi likuiditas selama tiga bulan terakhir tercatat sebesar 28,22%  atau menurun dibandingkan 31,10% pada triwulan I 2016 dan SB kondisi rentabilitas sebesar 31,29% atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 31,71%.

“Terkait pembiayaan, dunia usaha menilai akses kredit perbankan relatif lebih mudah dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal itu tercermin dari SB 16,22 persen, meningkat dibandingkan -2,86% pada triwulan sebelumnya,” ungkap dia.

Himan menyebutkan, kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan II 2016 terindikasi mengalami ekspansi yang tercermin dari SBT sebesar 2,53%. Artinya ada peningkatan dibandingkan SBT periode sebelumnya yang sebesar -0,87%.

Hal ini sejalan dengan nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) triwulan II 2016 sebesar 51,02%, meningkat dibandingkan PMI periode sebelumnya yang sebesar 48,80%. Berdasarkan komponen pembentuk PMI, ekspansi pada sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh ekspansi pada seluruh komponen indeks, kecuali volume persediaan barang jadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif