Soloraya
Kamis, 28 Juli 2016 - 17:15 WIB

PERAMPOKAN SRAGEN : Perampok di Kalijambe berlogat Jawa Timur

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana rumah juragan mebel dan SPBU, Suranto, 53, di jalan Solo-Purwodadi tepatnya di Dusun Rambat RT 010, Desa Banaran, Kalijambe, Sragen, sesaat setelah disatroni kawanan perampok, Rabu (27/7/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Perampokan Sragen, perampok yang menyatroni rumah juragan mebel di Kalijambe berlogat Jawa Timur.

Solopos.com, SRAGEN–Kawanan perampok yang beraksi di rumah Suranto, 53, juragan mebel dan SPBU di Dusun Rambat RT 010, Desa Banaran, Kalijambe, Sragen, pada Rabu (27/7/2016) dini hari diketahui menggunakan logat bahasa khas Jawa Timur.

Advertisement

Hal itu dikemukakan Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso saat ditemui wartawan di Mapolres Sragen, Kamis (28/7/2016). Kapolres menjelaskan berdasar pengakuan korban, kawanan perampok itu berkomunikasi menggunakan logat bahasa khas Jawa Timur atau dikenal juga dengan istilah bahasa arekan. Logat bahasa ini dikenal cukup kasar dibandingkan varian bahasa Jawa lain. Meski menggunakan logat bahasa ala Jawa Timur, Kapolres belum memastikan mereka adalah kawanan perampok lintas provinsi.

”Apakah mereka perampok lintas provinsi? Belum tahu juga. Kenyataannya, warga di sini [Sragen] juga banyak yang menggunakan logat Jawa Timur-an. Banyak warga asal Jawa Timur yang tinggal dan menetap di sini,” terang Kapolres.

Kapolres menegaskan polisi sudah menemukan beberapa petunjuk setelah memeriksa sejumlah saksi. Meski demikian, dia enggan membocorkan beberapa petunjuk yang dimaksud. Polres Sragen sudah berkoordinasi dengan jajaran polres terdekat, Polda Jawa Tengah hingga Polda Jawa Timur. ”Tim yang kami bentuk sudah bergerak berbekal beberapa petunjuk yang kami peroleh dari saksi,” jelasnya.

Advertisement

Di rumah korban sebetulnya sudah terpasang kamera closed circuit television (CCTV). Meski demikian, CCTV tersebut diketahui sudah rusak. Padahal, keberadaan rekaman CCTV itu bisa dijadikan petunjuk untuk mengenali wajah-wajah perampok yang tidak mengenakan penutup wajah. ”Mereka itu tergolong nekat karena tanpa penutup wajah. Kalau ada rekaman kamera CCTV itu tentu memudahkan kerja kami,” jelasnya.

Kawanan perampok yang diperkirakan sekitar lima orang itu kemungkinan sudah menyurvei rumah korban sebelumnya. Ini karena mereka langsung menuju kamar Suranto setelah melumpuhkan penjaga rumah. ”Aksi perampokan pastinya punya sasaran orang-orang yang berduit. Mereka kemungkinan sudah tahu seluk beluk korban dan denah rumahnya,” terang Kapolres.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif