Soloraya
Kamis, 28 Juli 2016 - 19:15 WIB

KEMISKINAN SRAGEN : Rumah Warga Kedawung Ambruk di Makan Usia, Belum Tersentuh Bantuan!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rustini membawa kayu balok untuk membantu kedua saudaranya membangun kandang kambing dan dapur sementara di Dukuh Ngabeyan RT 005/RW 002, Desa/Kecamatan Kedawung, Sragen, Kamis (28/7/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kemiskinan Sragen masih ada dan mereka yang hidup dalam kemiskinan membutuhkan uluran tangan.

Solopos.com, SRAGEN — Pasangan suami istri Ashari, 59, dan Rustini, 56, merupakan salah satu warga yang hidup dalam kemiskinan di Sragen. Rumah Ashari yang terletak di Dukuh Ngabeyan RT 005/RW 002, Desa/Kecamatan Kedawung, Sragen ambruk karena dimakan usia pada Rabu (27/7/2016) pukul 12.30 WIB.

Advertisement

Kamis (28/7/2016), Rustini bercerita tentang nasib keluarganya yang kehilangan rumah satu-satunya. Ia masih ingat rumah berdinding gedek itu dibelinya pada 2003 lalu. Hidupnya pas-pasan.

Sering kali keluarga memberi bantuan untuk keperluan makan sehari-hari. Ashari hanya bekerja sebagai ternak kambing dan menggarap sawah seluas 700 meter persegi secara bagi hasil 50:50.

“Peristiwa rumah ambruk itu terjadi ketika saya hendak Salat Zuhur. Seperti biasa saya ambil air wudu di padasan di depan rumah. Saat masuk rumah tiba-tiba terdengar suara kretek-kretek. Kebetulan Bapak [suami] juga baru pulang gembala kambing. Saya minta kambingnya jangan dimasukkan dulu. Kami berhasil membawa motor Yamaha Alfa keluar rumah. Setelah itu brukk! Ambruk,” kata Rustini.

Advertisement

Banyak perabot rumah tangga yang pecak dan ringsek tertimpa kayu. Banyak warga yang mengevakuasi puing-puing bangunan rumah Rustini. Ashari dan Rustini pun terpaksa mengungsi di rumah Sri Sumarni, 46, yang masih adik kandung Rustini.

Sampai Kamis siang, Rustini belum tersentuh bantuan dari Pemerintah. Ia hanya mendapat bantua pribadi dari Kepala Desa Kedawung. Bahkan beli bambu untuk membangun kandang kambing saja, Rustini terpaksa pinjam uang Rp200.000 kepada ibunya, Mbah Rusmi.

Penghasilan dari garap sawah pun hanya menerima empat sak gabah dan itu pun tak cukup untuk kebutuhan hidup harian.  Ia tidak berdaya untuk membangun kembali rumahnya. Ia hanya menunggu uluran tangan pemerintah dan dermawan untuk membangun rumahnya.

Advertisement

“Mau bangun lagi uang dari mana? Dulu pernah diminta menyerahkan KTP [kartu tanda penduduk] dan KK [kartu keluarga] untuk bedah rumah. Tetapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya. Malah ada satu rumah yang nasibnya sama saya yang dapat bantuan bedah rumah,” kata Rustini.

Dua orang anggota Satuan Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen datang. Ia mengecek kondisi rumah yang tinggal puing-puing bangunan. Mereka menyampaikan niat baik berupa tenaga untuk kerja bakti membangun rumah Rustini. Pesan BPBD itu diterima Rustini dan Ashari.

 

Advertisement
Kata Kunci : Kemiskinan Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif