Jogja
Rabu, 27 Juli 2016 - 04:20 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Insentif Atasi Hama Tikus Diusulkan Naik, Jadi Berapa?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah (Dok. SOLOPOS)

Pertanian Sleman, Plambongan rugi lantaran serangan tikus.

Harianjogja.com, SLEMAN — Hama tikus menyerang area pertanian padi seluas 17 hektare di Dusun Plambongan, Banyurejo, Tempel. Akibat serangan tersebut, para petani merugi karena gagal panen.

Advertisement

Terkait hal itu, Anggota Komisi C DPRD Sleman Wawan Prasetyo meminta Dinas Pertanaian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Sleman memberikan perhatian serius kepada para petani yang mengalami gagal panen. Menurutnya, gerakan rutin gropyokan harus terus digalakkan.

“Dinas harus terus melakukan pembinaan kepada para petani khususnya menangani serangan hama. Kalau perlu, ajari mereka menggunakan teknologi pembasmi tikus, itu kalau ada,” usulnya.

Selain itu, Wawan juga mengusulkan agar dana pemberian insentif sebesar Rp1.000 per ekor tikus yang ditangkap dinaikkan. Baginya, instentif sebesar itu masih terlalu kecil. Menurut politikus asal PKB itu, idealnya insentif dapat diberikan sebesar Rp3.000 per ekor tikus yang ditangkap warga. Dengan begitu, warga bisa semangat untuk menggelar gropyokan.

Advertisement

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura DPPK  Sleman Edy Sri Harmanta menjelaskan akibat serangan hama tikus tersebut panen padi di wilayah tersebut turun antara 25-30%. Untuk mengatasi serangan hama tikus, gerakan gropyokan harus dilakukan secara berkala.

“Cara ini cukup efektif bila dilakukan secara tepat. Kami sudah menindaklanjuti keluhan petani dengan melakukan gerakan gropyokan,” jawabnya.

Disinggung terkait kenaikan dana insentif bagi pemburu tikus, Edy menyerahkan sepenuhnya kepada tim anggaran.

Advertisement

“Kalau soal kenaikan dana insentif harus dirapatkan di tim anggaran. Kami hanya menerima saja alokasi anggarannya. Besaran dana insentif sudah ideal, sebab kami juga harus memperhatikan 51.000 hektar lahan pertanian di Sleman lainnya,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif