Jogja
Rabu, 27 Juli 2016 - 19:55 WIB

MUBENG BERINGHARJO : Gerabah Diburu Rumah Tangga hingga Pedagang Makanan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Darmi (baju merah) ketika berjualan gerabah di Pasar Beringharjo, Jogja, Senin (25/7/2016). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Mubeng Beringharjo kali ini berhenti di pedagang gerabah

Harianjogja.com, JOGJA–Berbagai barang untuk memenuhi keperluan masyarakat bisa ditemukan di Pasar Beringharjo, Jogja. Mulai dari bahan pangan, pakaian, hingga gerabah.

Advertisement

Satu penjual gerabah di Pasar Beringharjo, Jogja Darmi mengatakan, dalam sehari ia bisa mendapatkan pendapatan kotor hingga Rp3 juta dari berjualan gerabah. Namun, hal itu terjadi saat masa puncak penjualan biasanya di masa libur nasional dan libur sekolah.

“Kalau saat ramai, sehari bisa dapat Rp2 juta hingga Rp3 juta. Saat-saat ini masih masuk musim ramai tapi suda tidak seramai lalu,” kata dia kepada Harianjogja.com di Pasar Beringharjo, Jogja, Senin (25/7/2016).

Namun, saat sepi sehari dia hanya bisa mendapatkan pemasukan kotor Rp100.000 hingga Rp300.000. Jenis pembeli pun berbeda. Saat ramai, kebanyakan konsumen adalah rumah tangga, tapi saat hari-hari biasa didominasi pedagang makanan.

Advertisement

Ada beberapa jenis gerabah yang ia sediakan seperti cobek, ulekan, poci, mangkuk tanah liat, dan lainnya. Harga jual bervariasi dari Rp2.000 per biji hingga RpRp250.000. Hal yang unik, ia memakai anyaman bambu untuk wadah cobek ketika ada pembeli.

“Bambu lebih kuat dibandingkan tas plastik. Selain itu lebih ramah lingkingan,” kata wanita yang sudah berjualan gerabah selama lima tahun ini.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif