Jateng
Selasa, 26 Juli 2016 - 11:50 WIB

PENERIMAAN SISWA BARU : Duh, Ada Siswa Siluman di SMA Negeri 1 Semarang!

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penerimaan siswa baru (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Penerimaan siswa baru di SMA Negeri 1 Semarang terbukti disusupi siluman.

Semarangpos.com, SEMARANG — Ombusman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Jawa Tengah mengungkap dugaan penyimpangan dalam penerimaan siswa baru di SMA Negeri 1 Semarang. Setelah melakukan investigasi, ORI menemukan adanya siswa siluman yang mestinya tak layak diterima di SMA negeri tersebut.

Advertisement

“Kami mendapatkan laporan dari masyarakat ada pendaftar yang NEM-nya tidak memenuhi standar, tetapi diterima di SMA Negeri 1 Semarang,” kata Kepala ORI Perwakilan Jateng Ahmad Zaid di Semarang, Senin (25/7/2016).

Setelah dilakukan penelusuran dengan mengecek langsung ke sekolah tersebut, dipastikan bahwa informasi itu benar adanya. Siswa siluman itu berinisial AP.

Advertisement

Setelah dilakukan penelusuran dengan mengecek langsung ke sekolah tersebut, dipastikan bahwa informasi itu benar adanya. Siswa siluman itu berinisial AP.

Menurut dia, hasil penetapan Penerimaan Peserta Didik (PPD) SMA Negeri 1 Semarang yang ditandatangani Kastri Wahyuni selaku kepala sekolah yang lama menyatakan NEM terendah siswa yang diterima 33,50. “Namun, anak ini yang hanya memiliki NEM 29,40 ternyata bisa diterima. Ini kan berbeda dengan hasil penetapan PPD. Pimpinan SMA Negeri 1 Semarang sementara dijawab pelaksana tugas (plt.),” katanya.

Lain soal, kata dia, apabila siswa bersangkutan tergolong sebagai masyarakat miskin sehingga memang disediakan kuota secara khusus, yakni minimal 20% oleh sekolah untuk bisa diterima.

Advertisement

“Kalau memang ada siswa pindah sehingga ada kursi kosong, saya tanya kenapa tidak diinformasikan? Pihak sekolah menjawab memang tidak pernah menginformasikan kalau ada kursi kosong,” ungkapnya.

Tak berhenti di situ, Zaid kemudian mengejar dengan pertanyaan lain, “Jika sekolah memang tidak menginformasikan [kursi kosong], kenapa anak itu bisa tahu?”

Pihak sekolah mengaku tidak tahu-menahu. Artinya, kata dia, disinyalir hanya orang-orang yang punya akses kekuasaan, informasi, dan finansial yang mengetahui informasi mengenai kursi kosong sehingga bisa memanfaatkan kesempatan itu. “Namun, informasi yang saya dapat dari sumber orang Dinas Pendidikan menyebutkan kepala sekolah diberikan kewenangan untuk menerima siswa dari jalur siluman itu antara dua dan empat kursi,” katanya.

Advertisement

Oleh karena itu, ORI Perwakilan Jateng akan mengembangkan penelusuran mengenai indikasi adanya siswa siluman hasil penyimpangan dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah yang lain, baik SMA maupun sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri. “Kami akan memberikan surat rekomendasi atas temuan ini ke Disdik Kota Semarang. Sejauh ini, kami belum memberikan sanksi. Namun, bicara soal keadilan. Semua ada prosedur dan tata caranya,” katanya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif