Jateng
Selasa, 26 Juli 2016 - 23:50 WIB

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA : Tolak Praktik Salat, Penganut Kepercayaan Tinggal Kelas

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aneka ragam agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (rplp.rice.edu)

Kerukunan umat beragama di Semarang tengah diuji, penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa harus tinggal kelas akibat menolak praktik salat.

Semarangpos.com, SEMARANG – Zulfa Nur Rahman, siswa kelas XI SMK Negeri 7 Kota Semarang memilih menjadi martir atas kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang kukuh dianutnya. Remaja berusia 17 tahun itu harus tinggal kelas setelah menolak dipaksa praktik salat dalam pelajaran Agama Islam yang wajib diikutinya.

Advertisement

Posisi sulit yang dilakoni Zulfa Nur Rahman itu mengusik kerukunan umat beragama di Kota Semarang. Divisi Hukum dan HAM Himpunan Penghayat Kepercayaan Jawa Tengah (Jateng) angkat bicara membelanya, sementara pihak sekolah bersikukuh menangguhkan Zulfa Nur Rahman naik ke kelas XII dengan alasan siswa yang bersangkutan tidak mengikuti pelajaran Agama Islam sesuai kurikulum.

Kepala Divisi Hukum dan Hak Asasi Manusia Himpunan Penghayat Kepercayaan Jawa Tengah, Tito Hersanto, mengakui saat duduk di bangku kelas X dan XI, Zulfa Nur Rahman memang mengisi identitas sebagai penganut agama Islam. Tapi, Tito berdalih saat itu ZNR dan keluarganya tidak mengetahui soal peraturan sekolah tersebut.

Advertisement

Kepala Divisi Hukum dan Hak Asasi Manusia Himpunan Penghayat Kepercayaan Jawa Tengah, Tito Hersanto, mengakui saat duduk di bangku kelas X dan XI, Zulfa Nur Rahman memang mengisi identitas sebagai penganut agama Islam. Tapi, Tito berdalih saat itu ZNR dan keluarganya tidak mengetahui soal peraturan sekolah tersebut.

”Dari pengakuan keluarga korban, sebenarnya anak itu sudah mengikuti berbagai ujian tulis bidang studi Agama Islam. Tapi saat ujian praktik ia tidak mau mengikuti. Ia menolak untuk melakukan sujud [salat] karena tidak sesuai dengan keyakinannya yang menganut aliran penghayat kepercayaan. Atas dasar itulah, ZNR tidak dinaikan ke kelas XII,” beber Tito saat dihubungi Semarangpos.com, Selasa (26/7/2016).

Tito menambahkan orang tua Zulfa Nur Rahman sebenarnya sudah pernah menyampaikan pernyataan secara lisan kepada sekolah bahwa keluarga mereka menganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan pernyataan orang tua Zulfa Nur Rahman itu, pihak sekolah seharusnya memberikan perlakuan khusus.

Advertisement

Tito juga mengaku menyesalkan kejadian ini baru disampaikan kepadanya beberapa waktu lalu. Padahal, proses kenaikan kelas di sekolah yang dulunya bernama STM Pembangunan Semarang itu sudah terjadi sekitar sebulan lalu seiring dengan ancaman yang disampaikan secara verbal oleh pihak sekolah.

”Yang saya dengar dari orang tuanya langsung, anaknya dipaksa untuk mengikuti pelajaran agama itu. Kalau enggak mau, pilihannya tidak naik kelas atau naik kelas tapi keluar dari sekolah. Si anak akhirnya memilih untuk tidak naik kelas,” imbuh Tito.

Atas pembatasan ruang gerak bagi penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa di sekolah negeri itu, Tito berencana melakukan gugatan. Ia menyayangkan sikap sekolah yang tidak menghargai hak siswanya dalam memilih agama atau kepercayaan tertentu. ”Bukankah hak kebebasan beragama sudah diatur dalam undang-undang. Kenapa itu masih dibatasi?” imbuh Tito.

Advertisement

Sementara itu, Kepala SMKN 7 Semarang, M. Sudarmanto, terkesan membiarkan kerukunan umat beragama Kota Semarang berada di ujung tanduk dengan menunda-nunda memberikan jawaban atas permasalah yang dialami salah seorang siswanya itu. Saat beberapa kali dihubungi Semarangpos.com melalui telepon seluler, Senin petang, Sudarmanto tidak memberikan respons. Bahkan Sudarmanto bergeming saat dimintai konfirmasi terkait kasus ini melalui short message service (SMS).

 

KLIK DI SINI untuk Pernyataan Kepala SMAN 7 Semarang

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif