Soloraya
Selasa, 26 Juli 2016 - 17:15 WIB

INFRASTRUKTUR SRAGEN : Jembatan Putus, Akses ke Makam Bugel Terganggu

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Badan Permusyawaran Desa (BPD) Bidang Pembangunan, Pemerintah Desa (Pemdes) Kebonromo, Suyudi, mengamati jembatan yang terputus di Dusun Bugel, Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen, Selasa (26/7/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Sragen, jembatan di Ngrampal terputus sejak akhir pekan lalu.

Solopos.com, SRAGEN–Jembatan yang menghubungkan permukiman warga di tiga RT di Dusun Bugel, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sragen, dengan permakaman umum dusun setempat terputus sejak Sabtu (23/7/2016) lalu.

Advertisement

Putusnya jembatan itu membuat upaya permakaman jenazah warga di RT 027, RT 028 dan RT 035 terganggu. Warga harus memutar arah dengan jarak tempuh sekitar 1 km.

Pengamatan Solopos.com di lokasi, Selasa (26/7/2016), jembatan yang dibangun pada 1985 itu sudah tidak bisa dilewati. Longsornya tebing membuat pilar di kedua ujung jembatan itu hanyut ke dasar sungai. Badan jembatan selebar 2,5 meter terputus menjadi dua bagian. Dua patahan badan jembatan itu masih menyandar di pilar bagian tengah.

”Dua hari sebelum Lebaran lalu, jembatan itu sudah mulai retak-retak. Setelah Salat Id, kebetulan ada warga kami yang meninggal dunia. Namun, kami sudah tidak berani menggunakan jembatan itu. Kalau dititi banyak orang sambil membawa jenazah, kami khawatir malah makan korban,” terang anggota Badan Permusyawaran Desa (BPD) Bidang Pembangunan, Pemerintah Desa (Pemdes) Kebonromo, Suyudi, saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Advertisement

Sejak saat itu, sudah ada tiga warga setempat yang meninggal dunia. Mereka dimakamkan di permakaman dusun setempat setelah menempuh jalur lain yang lebih jauh. Kerusakan jembatan itu semakin parah setelah debit air sungai meningkat pada akhir pekan lalu.

”Putusnya jembatan itu juga membelah permukiman warga di RT 027 menjadi dua bagian. Kelak kalau jalan tol [Solo-Kertosono] sudah diaktifkan, warga Dusun Ngampunan juga bakal memanfaatkan makam itu untuk mengubur jenazah,” jelas Suyudi.

Suyudi sudah melaporkan putusnya jembatan itu kepada Pemdes Kebonromo. Pada tahun ini, Pemdes Kebonromo menyiapkan anggaran senilai Rp50 juta untuk membangun kembali jembatan pada tahun ini. Dana tersebut bersumber dari dana desa (DD) tahap II. ”Masalahnya adalah pembangunan jembatan itu diperkirakan menelan dana Rp250 juta. Warga sudah mengumpulkan dana secara swadaya senilai Rp10 juta. Jadi, total dana yang tersedia Rp60 juta. Kami masih bingung untuk menutup kekurangan anggaran itu,” terang Suyudi.

Advertisement

Suyudi mengaku enggan membebani warga sekitar. Pada 2015 lalu, warga sekitar sudah dibebani iuran secara swadaya untuk membangun jembatan di jalur utama yang putus. ”Kalau harus dibebani lagi, warga sudah tidak mampu. Saya kasihan dengan warga,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Kebonromo, Sukidiyanto, mengatakan DD tahap II akan cair setelah surat pertanggungjawaban (SPJ) DD tahap I disampaikan kepada Pemkab Sragen. Dia belum bisa memperkirakan kapan DD tahap II itu bisa cair. ”Sekarang proses pembangunan yang dibiayai DD tahap I masih berlangsung. Terkait masalah kekurangan dana, akan kami putuskan dalam musyawarah bersama warga sekitar,” papar Sukidiyanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif