Jogja
Selasa, 26 Juli 2016 - 11:20 WIB

HARGA KEBUTUHAN POKOK : Harga Cabai Masih Tak Terkendali

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang cabai di Pasar Beringharjo, (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Harga kebutuhan pokok untuk komoditas cabai di Wonosari masih tidak terkendali

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pedagang di Pasar Argosari Wonosari mengeluhkan harga cabai yang terus naik turun. Akibat dari kondisi ini, mereka tidak takut melakukan penyetokan dan jumlah besar karena takut merugi.

Advertisement

Salah seorang Pedagang Pasar Argosari Lipurningsih mengakui jika harga cabai jenis rawit merah memiliki harga yang tidak stabil dan terus naik turun. Dia mencontohkan, beberapa hari lalu harganya sempat tembus di angka Rp60.000 per kilogram. Namun sejak Senin (25/7/2016) pagi harganya kembali melorot dan dipasarkan Rp45.000 per kilogram.

“Meski sudah turun, harga sekarang [kemarin] masih tinggi. Sebab di saat harga normal tak lebih dari Rp30.000 per kilonya,” kata Ningsih kepada Harianjogja.com, Senin (257/2016).

Menurut dia, harga cabai yang naik turun tidak lepas dari jumlah pasokan di pasaran. Kondisi ini makin tak terkendali karena banyak komoditas yang didatangkan dari luar daerah, sehingga saat pasokan minim maka harga akan terus terkerek. Sebaliknya, di saat pasokan melimpah harganya akan anjlok.

Advertisement

Masalah naik turunnya harga cabai juga dipengaruhi oleh banyaknya tengkulak yang dengan sengaja mengubah area pasokan barang. Di saat tertentu, pengiriman banyak dilakukan ke Jakarta dan daerah sekitarnya, karena kebutuhan di sana sedang tinggi dan harganya pun sangat menguntungkan. Namun saat harga mulai anjlok, pasokan barang kembali dialihkan ke tempat semula.

“Memang ini berkaitan dengan aspek bisnis, di mana ada permintaan tinggi maka harganya akan naik. Kondisi itu jelas merugikan semua pihak mulai dari pedagang hingga pembeli,” katanya.

Ia pun berharap agar kestabilan harga bisa terjaga, sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diatasi. Namun jika harganya terus naik turun maka akan berpengaruh terhadap kondisi di pasaran secara menyeluruh. “Kenaikan itu biasanya akan diikuti oleh kebutuhan yang lain sehingga akan berdampak terhadap keadaan di pasaran,” imbuhnya.

Advertisement

Ningsih menambahkan, kenaikan harga juga tidak lepas

“Kita hanya bisa mengikuti di pasaran. akibatnya kami tidak bisa menyetok barang dalam jumlah besar karena takut merugi saat ada penurunan harga,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Tugiyem, pedagang di Pasar Argosari lainnya. Menurut dia, pemerintah harus bisa menjamin adanya kestabilan harga agar roda perekonomian di pasar bisa terus berputar. “Kalau harga naik turun, kami jelas was-was karena potensi rugi jadi semakin besar,” katanya.

Dia menjelaskan, selain cabai, harga bawang merah juga masih tinggi. Per kilonya komoditas ini dipasarkan di harga Rp30.000-45.000. “Harganya beda-beda karena tergantung dengan ukuran dan kualitas barang. Semakin bagus barangnya, maka harga yang dipatok juga semakin tinggi,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif