Jogja
Minggu, 24 Juli 2016 - 14:30 WIB

TEMPAT NONGKRONG DI JOGJA : Jendela Kuno Elemen Klasik Ala Lawas Cafe 613

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di Lawas Cafe 613 Jogja. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Tempat nongkrog di Jogja ini menawarkan nuansa klasik

Harianjogja.com, JOGJA– Perabot bekas dan tua mungkin jadi benda yang sulit untuk dipertahankan di dalam ruangan. Namun, bukan berarti tidak memiliki nilai estetika untuk sebuah tata ruang.

Advertisement

Sebuah jendela tua bergaya kolonial atau klasik Jawa, belakangan mulai kembali dilirik sebagai bagian dari arsitektur rumh yang unik. Salah satu kafe yang berlokasi di Jalan Gerilya Prawirotaman II nomor 613, Lawas Cafe 613, mencoba menampilkan sentuhan klasik beraksen Jawa tempo dulu.

Daya tarik klasik dari salah satu sudut kafe adalah jendela tua bekas yang dipasang rapi menjadi hiasan dinding yang unik. Ruangan yang berada di lantai atas kafe ini, menyuguhi deretan jendela tua dengan warna cat luntur dan dibiarkan begitu saja untuk menampilkan kesan lawas sesuai konsep dari kafe ini.

Keunikan tempat dan suasananya yang serba lawas atau lama, menjadikan kafe ini sebagai kafe klasik yang otentik dengan sentuhan Jawa kuno. Marketing Lawas Cafe 613, Windu Nugroho mengatakan, jendela tua ini catnya dibiarkan apa adanya.

Advertisement

“Karena pemilik hotel dan kafe ini menginginkan sentuhan kuno, seperti rumah-rumah Jawa kuno,” ujar Windu kepada Harianjogja.com, baru-baru ini.

Cafe ini berada satu area dengan Hotel Adhistana menampilkan konsep ruang minimalis dengan atmosfer klasik Jawa yang berbeda. Selain jendela tua, nuansa klasik juga tampak pada sejumlah perabot, meja dan kursi kayu yang menggunakan perabot kuno. Kesan antik tampak pada kursi dan meja, di mana catnya dibiarkan mengelupas alami.

“Untuk perabot memang kami biarkan dengan cat yang tampak mengelupas. Karena inilah uniknya, kami ingin menampilkan sesuatu yang memang benar-benar lawas atau jadul,” imbuh Windu.

Advertisement

Pada bagian tangga menuju lantai dua, juga menampilkan anak tangga kayu yang juga merupakan kayu lama dengan cat yang telah terkelupas. Perpaduan gaya industrial juga sedikit tampak pada pemilihan rangka besi yang kokoh pada bagian tangga.

Beberapa kerai bambu yang ada di cafe ini juga menambah suasana klasik Jawa. Pada bagian ruang utama di lantai dua, suasana ruangan yang kental terasa atmosfer Jawa lawas. Sofa panjang dengan bantal-bantal bersarung batik lawasan menambah atmosfer khas rumah-rumah Jawa klasik.

“Lantai juga kami mempertahankannya dengan lantai kuno, karena kebetulan bangunan hotel dan kafe ini, dulunya adalah bangunan lama yang kami coba renovasi,” jelas Windu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif