Soloraya
Minggu, 24 Juli 2016 - 04:00 WIB

PERTANIAN KARANGANYAR : Curah Hujan Tinggi, Pertumbuhan Tanaman Sayur Tidak Optimal

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani tomat di Dukuh Cetho, Gumeng, Jenawi, Hariyanti, menyiangi rumput di lahannya, Jumat (21/7/2016). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Pertanian Karanganyar khususnya tanaman sayuran pertumbuhannya tak maksimal karena tingginya curah hujan.

Solopos.com, KARANGANYAR – Pertumbuhan aneka tanaman sayur di lereng Gunung Lawu, mulai dari Kecamatan Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan, dan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, tak optimal menyusul masih tingginya intensitas, dan curah hujan sebulan terakhir.

Advertisement

Hasil panenan tanaman-tanaman sayur diprediksi kurang bagus. Salah seorang petani sayur asal Dukuh Pancot, Kalisoro, Tawangmangu, Suwito, menuturkan mestinya saat ini sudah masuk musim kemarau. Tapi kenyataannya intensitas hujan masih tinggi.

“Setiap hari masih turun hujan. Ini tentu saja berpengaruh terhadap kondisi tanaman. Lahan menjadi sangat basah, dan pertumbuhan tanaman terganggu,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (22/7/2016). Tapi dia mengakui tidak ada tanaman yang mati.

Suwito memprediksi hasil panen sayur tidak terlalu bagus beberapa pekan ke depan. Penuturan senada disampaikan Hariyanti, petani sayur di Dukuh Cetho, Gumeng Jenawi. Kendati belum masuk masa tanam, tapi dia meyakini hasilnya tidak akan bagus.

Advertisement

Perempuan asal Kadipekso, Jenawi, tersebut menanam tomat di lahan seluas 1.200 meter persegi. “Karena hujan terus, bagian bunga dan daun tanaman ada bercak-bercak hitam. Sekarang seharusnya kan sudah tidak hujan. Tapi tiap hari masih saja hujan,” ujar dia.

Hariyanti baru bisa memanen tomat di lahannya sekitar 20 hari ke depan. Bila intensitas hujan masih saja tinggi, dia khawatir tak bisa panen. “Kalau tomat itu bisa sampai belasan kali dipanen. Perkiraan saya panen pertama masih 20 hari lagi,” sambung dia.

Terpisah, Camat Karangpandan, Aji Pratama Heru K., saat dihubungi Solopos.com via ponsel, Jumat, mengatakan kondisi tanaman sayur di wilayahnya tidak begitu bagus. Penyebabnya kadar air tanah yang sangat tinggi, menyusul intensitas hujan yang tinggi.

Advertisement

Heru, panggilan akrabnya, menjelaskan wilayah Karangpandan cukup banyak petani sayur. Jenis sayur mayur yang ditanam pun beraneka ragam, seperti kol, tomat, loncang, sawi, dan bawang. Padahal rata-rata umur tanaman belum masuk masa panen.

“Sampai saat ini memang belum ada laporan tanaman yang mati karena intensitas hujan yang tinggi. Tapi pasti berpengaruh terhadap hasil panen. Apalagi informasi yang saya dapat, curah hujan tinggi masih akan berlangsung hingga awal Agustus,” kata dia.

Tak hanya tanaman sayur, Heru mengatakan, hasil panen tidak optimal juga terjadi pada tanaman padi. Hasil ubinan pada masa panen II turun dibandingkan sebelumnya. “Hitungan panen per ubin turun ketimbang hasil panen sebelumnya,” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif