Soloraya
Minggu, 24 Juli 2016 - 22:40 WIB

PENGGEREBEKAN DENSUS 88 : Kades se-Tulung Klaten Dikumpulkan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi mengamankan barang bukti saat penggledahan di kandang ayam di Gedongjetis, Tulung, Klaten, Sabtu (23/7/2016). Penggledahan tersebut terkait dengan penangkapan empat terduga teroris jaringan Nur Rohman. (Nicolous Irawan /JIBI/Solopos)

Penggerebekan Densus 88 dilakukan di Tulung, Klaten, Sabtu (24/7/2016).

Solopos.com, KLATEN – Pemerintah Kecamatan Tulung bakal mengumpulkan kepala desa (kades) di kecamatan setempat pasca penangkapan sejumlah warga asal Desa Sorogaten, Sabtu (24/7/2016).

Advertisement

Camat Tulung, Rohmad Sugiarto, mengatakan pengumpulan kades oleh muspika dimaksudkan sebagai upaya antisipasi. Langkah antisipasi yang dimaksud yakni memastikan warga yang tinggal di wilayah Tulung tak terlibat dalam kasus terorisme. “Mudah-mudahan tidak terjadi lagi. Di muspika juga akan kami rapatkan,” kata dia, Minggu (24/7/2016).

Ia mengatakan langkah antisipasi itu bisa dilakukan dengan menertibkan kependudukan seperti kewajiban melapor ke perangkat desa untuk warga dari luar daerah yang bertamu lebih dari 24 jam.

Selain itu, pemerintah desa juga diminta melakukan upaya jemput bola mendata tamu atau warga dari luar wilayah. Ia juga meminta warga aktif melapor jika ada kegiatan yang mencurigakan.

Advertisement

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror menangkap dua pasangan suami istri (pasutri) di wilayah Tulung, Sabtu. Dua pasutri yang ditangkap yakni AS, 40, dan istrinya, BR, 43, warga Candirejo, Desa Sorogaten. Selain itu, Densus 88 menangkap WN, 40, bersama istrinya ZB, 38, warga Alang-Alang, Sorogaten. WN beserta istrinya ditangap di jalan saat pulang dari kandang.  Sementara AS beserta istrinya ditangkap di rumah mereka.

Kedua pasutri itu diduga terlibat menyembunyikan pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, beberapa waktu lalu, Nur Rohman. AS dikenal sebagai kakak kandung Nur Rohman. Sementara, WN merupakan pemilik kandang ayam di Menggung, Gedongjetis, Tulung, tempat Nur Rohman bekerja selama enam bulan. Beberapa bulan sebelum melakukan aksi bom bunuh diri, Nur Rohman diduga sempat bekerja sebagai anak kandang di tempat WN. Saat itu, Nur Rohman diketahui sudah menjadi bururan Densus 88 Antiteror.

Informasi yang dihimpun, salah satu pasutri sempat berupaya bersembunyi saat akan ditangkap anggota Densus 88 Antiteror, Sabtu sekitar pukul 08.00 WIB. Pasangan tersebut sempat memasuki kantor UPT Dinas Pendidikan Tulung yang bersebelahan dengan kantor Kecamatan Tulung. Terkait hal itu, Rohmad tak menampik. “Hanya, identitasnya siapa saya juga tidak tahu persis siapa. Yang jelas pasutri, setahu saya yang perempuan mengajak anak kecil,” kata dia.

Advertisement

Ia menceritakan saat itu pasangan tersebut memarkirkan sepeda motor di depan salah satu toko yang bersebelahan dengan kantor kecamatan. Pasutri tersebut lantas berlari menuju halaman kantor kecamatan dan masuk ke kantor UPT Disdik yang pintunya terbuka.

“Tak lama ada mobil masuk ke kecamatan dan sejumlah laki-laki keluar kemudian ditangkap di dalam UPT Disdik. Ternyata laki-laki itu Densus 88. Tidak lama kejadiannya, hanya sekitar lima menit,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif