News
Minggu, 24 Juli 2016 - 09:46 WIB

PENGGEREBEKAN DENSUS 88 : Berburu Terduga Teroris Hingga ke Kandang Ayam Tulung Klaten, Ini yang Didapat

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi mengamankan barang bukti saat penggledahan di kandang ayam di Gedongjetis, Tulung, Klaten, Sabtu (23/7/2016). (Nicolous Irawan /JIBI/Solopos)

Penggerebekan Densus 88 di Klaten menangkap dua pasangan suami istri,

Solopos.com, KLATEN — Hari Sabtu (23/7/2016) pagi, sebuah kandang ayam di Menggung, Gedongjetis, Tulung mendadak diduduki sejumlah anggota Densus 88 Antiteror dan aparat Polres Klaten. Setiba di kandang ayam seluas satu hektare, beberapa Densus 88 Antiteror terlihat langsung masuk ke kandang ayam itu.

Advertisement

Sementara, aparat Polres Klaten menjaga keamanan di luar kandang. Beberapa anggota Satsabhara Polres Klaten membentangkan garis polisi berjarak beberapa meter dari lokasi kandang. Garis polisi itu ditujukan agar warga sipil tidak mendekati kandang ayam selama penggeledahan.

Di dalam kandang, terlihat beberapa anggota Densus 88 Antiteror mengecek setiap sudut kandang. Hal itu termasuk sebuah gubuk di kompleks kandang yang diduga digunakan Nur Rohman bercengkrama dengan pekerja kandang lainnya. Selama penggeledahan, Densus 88 Antiteror meminta tokoh masyarakat di Tulung, yakni Camat Tulung, Rohmad Sugiarto dan Kepala Desa (Kades) Gedongjetis, Gatot Sasongko untuk menyaksikan penggeledahan tersebut.

Advertisement

Di dalam kandang, terlihat beberapa anggota Densus 88 Antiteror mengecek setiap sudut kandang. Hal itu termasuk sebuah gubuk di kompleks kandang yang diduga digunakan Nur Rohman bercengkrama dengan pekerja kandang lainnya. Selama penggeledahan, Densus 88 Antiteror meminta tokoh masyarakat di Tulung, yakni Camat Tulung, Rohmad Sugiarto dan Kepala Desa (Kades) Gedongjetis, Gatot Sasongko untuk menyaksikan penggeledahan tersebut.

“Terus terang saya kaget dengan penangkapan dan penggeledahan ini. Tadi saya memperoleh telepon dari Kapolsek Tulung, AKP Parmo bin Muhtarom untuk datang ke kandang ayam ini. Ternyata, saya disuruh menyaksikan prosesnya [penggeledahan]. Ke depan, kami akan mengumpulkan semua kades agar kejadian seperti ini tak terjadi lagi [agar Tulung tidak dijadikan lokasi persembunyian terduga teroris],” kata Rohmad Sugiarto, saat ditemui wartawan di Gedongjetis Kecamatan Tulung, Sabtu.

Kandang ayam yang berada di Dukuh Menggung itu diacak-acak Densus 88 Antiteror guna mencari beberapa barang bukti. Di lokasi itu, Densus 88 Antiteror menyita sarung, bantal, baju, dan serbuk berwarna putih.

Advertisement

Informasi yang berkembang di lapangan, Nur Rohman diduga berlindung di rumah kakaknya, AS, 40, di Candirejo, Sorogaten, Tulung. Guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Nur Rohman juga sempat bekerja di kandang ayam itu miliki WN, 40, warga Alang-Alang, Sorogaten, Tulung.

“Hari ini [kemarin] yang ditangkap Densus 88 Antiteror ada empat orang atau dua pasangan suami istri (pasutri). Mereka adalah AS dan istrinya, WN dan istrinya. Informasinya memang sebelum beraksi di Solo, Nur Rohman sempat menginap di kandang ayam itu.

Sebelum penangkapan ini, tak ada informasi terkait keberadaan Nur Rohman,” katanya.

Advertisement

Kabar penangkapan dan penggeledahan dua pasutri itu juga menggemparkan warga di Tulung dan sekitarnya. Hal itu termasuk beberapa warga di sekitar kandang, yakni di Menggung, Gedongjetis, Tulung. Beberapa warga yang ingin mendekat ke kandang ayam milik WN dilarang aparat kepolisian. Para warga hanya melihat proses penggeledahan itu dari kejauhan, yakni sekitar 100 meter dari kandang.

“Memang kabar yang berkembang di warga sini, pelaku bom bunuh diri di Solo beberapa waktu lalu wajahnya sangat mirip dengan salah satu pekerja di kandang. Ternyata, memang dia orangnya. Tapi selama Nur Rohman di sini, tidak banyak warga yang berinteraksi dengannya,” kata warga Gedongjetis,  Mujiyono, 50.

Salah satu warga Gedongjetis lainnya, Aris Susilo, mengaku tak begitu mengenal Nur Rohman. Tapi dirinya mengenal WN dan ZB yang menjadi pemilik kandang.
“Kalau Pak WN dan Bu ZB, orangnya baik. Kalau beetemu warga saling tegur sapa. Mereka terbuka. Terkadang juga memberikan bantuan ke warga sekitar, seperti menyumbang perbaikan jalan di sekitar kandang dan lain sebagainya,” Aris Susilo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif