Jogja
Minggu, 24 Juli 2016 - 18:20 WIB

LALU LINTAS BANTUL : Sering Padat Kendaraan, Simpang Tiga Tembi Perlu Kajian

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemacetan arus lalu lintas (JIBI/Bisnis/Dok.)

Lalu lintas Bantul perlu rekayasa di pertigaan Tembi

Harianjogja.com, BANTUL- Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Suwito mengatakan lalu lintas di simpang tiga Tembi perlu kajian lebih lanjut.

Advertisement

“Hasil kajian lalu lintas di simpang tiga Tembi itu bisa menjadi pertimbangan berbagai ‘stakeholder’ terutama saat libur panjang,” katanya di Bantul, Sabtu (23/7/2016).

Saat libur panjang, menurut dia, jalur itu dipadati arus kendaraan wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata di pantai selatan.

“Kemarin [Lebaran 2016] sudah kita pasang rambu-rambu supaya dari utara kalau lurus [ke selatan] jalan terus, namun itu hanya insidentil misalnya saat libur lebaran dan liburan sekolah,” katanya.

Advertisement

Menurut dia, rekayasa arus lalu lintas di simpang tiga APILL berupa lurus jalan terus dari utara atau berbeda dari pengaturan normal (lurus ikuti lampu) itu diterapkan selama libur Lebaran 2016 untuk mengurai penumpukan kendaraan di jalur wisata itu.

Namun demikian, kata dia, setelah libur Lebaran usai pengaturan arus lalu lintas dikembalikan seperti semula, mengingat kepadatan arus kendaraan di jalur menuju objek wisata Pantai Parangtritis tersebut tidak seramai saat libur panjang itu.

Rekayasa lalu lintas di simpang tiga Tembi itu menurutnya perlu dilanjutkan ketika arus dari selatan ke utara sesuai rambu APILL jalan terus, sementara ketika kendaraan dari barat menunjukkan lampu hijau (jalan) maka dari utara berhenti.

Advertisement

“Seharusnya kendaraan dari utara yang lurus ada dua kali kesempatan [dari tiga arah], yaitu saat lampu hijau dari utara dan selatan. Sementara dari barat jalan dia berhenti. Namun pengaturan ini butuhkan lampu APILL,” katanya.

Namun demikian, kata dia, untuk pemasangan lampu APILL khusus untuk mengatur kendaraan dari utara dinilai tidak memungkinkan karena kondisi tepi jalan yang mepet dengan rumah penduduk, sehingga kurang mendukung.

“Dipasang lampu APILL tidak memungkinkan, karena jalan kurang lebar, tetapi kalau memang perlu diterapkan, arahnya harus ada pelebaran jalan,” kata Suwito, seperti dikutip dari Antara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif