Sport
Minggu, 24 Juli 2016 - 20:30 WIB

ISC B 2016 : Kalah 0-1 dari PSGC, Persis Solo Kian Terjepit

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain Persis melakukan latihan di stadion Sriwedari, Selasa (10/5). Persis akan berlaga melawan Persika Karawang pada Minggu (22/5) di Karawang dalam Indonesia Soccer Championship. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

ISC B 2016 kian berat dilalui oleh Persis Solo. Peluang lolos ke perdelapan final kian kecil.

Solopos.com, CIAMIS — Langkah Persis Solo ke putaran 16 besar Indonesia (ISC) B bakal makin berat musim ini. Hal itu menyusul kekalahan 0-1 tim berjuluk Laskar Sambernyawa itu dari PSGC Ciamis di laga perdana putaran kedua Grup III di Stadion Galuh, Ciamis, Jawa Barat, Minggu (24/7/2016) sore WIB.

Advertisement

Persis Solo menyerah melalui gol tunggal penyerang tuan rumah, Saiful Amar, pada menit ke-36. Pemain bernomor punggung 18 itu sukses membobol gawang Afif Bayu Eko Prasetyo yang dalam keadaan tak terkawal.

Afif berusaha menghalau bola ketika justru berbenturan dengan bek Persis sendiri, Risman Maidullah, tepat di depan gawang. Bola pun jatuh ke kaki yang dengan mudah mencocor bola ke gawang yang kosong.

Advertisement

Afif berusaha menghalau bola ketika justru berbenturan dengan bek Persis sendiri, Risman Maidullah, tepat di depan gawang. Bola pun jatuh ke kaki yang dengan mudah mencocor bola ke gawang yang kosong.

Sementara Afif dan Risman mengalami cedera. Pemain terakhir bahkan langsung digotong keluar lapangan dan dibawa dengan ambulance untuk mendapatkan perawatan. Risman digantikan Qoiron Sandy Tiyas di sisa waktu pertandingan. Nasib Afif tak jauh berbeda. Kiper nomor dua Laskar Sambernyawa itu tak bisa melanjutkan laga dan digantikan kiper utama Aji Saka yang sebenarnya masih dalam pemulihan cedera bahu.

Hasil tanpa poin di Ciamis membuat poksisi Laskar Sambernyawa makin terjepit. Yanuar Ruspuspito dkk. tak beranjak dari urutan keenam klasemen dengan baru mengumpulkan enam laga dari tujuh pertandingan. Meski putaran kedua masih menyisakan lima pertandingan, peluang Persis ke perdelapan final makin kecil.

Advertisement

Bermain di partai tandang, Persis berada dalam tekanan nyaris sepanjang laga. Tim tamu yang tak didukung barsan suporter Pasopati tampil tumpul dengan serangan mereka sering tidak sampai di sepertiga lapangan akhir lawan.

Sebaliknya, PSGC mampu tampil disiplin dan teroganisir. Serangan Laskar Galuh, julukan PSGC Ciamis, pun kerap menghasilkan peluang-peluang berbahaya di depan gawang Persis. Beruntung, lini pertahanan anak buah Wiwid, panggilan Widyantoro tampil solid meredam agresifitas lawan.

Gelombang tekanan tuan rumah baru mereda di 20 menit terakhir pertandingan. Situasi itu dimanfaatkan Persis untuk memburu gol penyeimbang. Namun, semua perjuangan tim tamu gagal membuahkan hasil, termasuk peluang emas melalui Dedi Cahyono Putra. Dedi bekerja sama satu dua dengan Catur Pamungkas dan tinggal berhadapan dengan kiper PSGC, Ghoniyanur Gitoyo, ketika tembakannya melambung di atas mistar gawang.

Advertisement

Pelatih Persis, Widyantoro, tak bisa menutupi kekecewaan menyusul hasil negatif di kandang PSGC Ciamis. Namun, Wiwid menilai kekalahan Laskar Sambernyawa tak luput dari performa buruk pengadil pertandingan. Wiwid menuding wasit Marzuki kerap membuat keputusan yang merugikan timnya.

“Selamat kepada PSGC atas kemenangan mereka. Namun kami merasa kecewa atas kepemimpinan wasit. Di babak kedua ada dua keputusan offside yang tidak perlu karena di sana tidak ada offside. Tanpa offside itu bisa saja hasilnya akan lain,” kata Wiwid dalam konferensi pers pascapertandingan.

Di kubu lawan, PSGC menyambut suka cita kemenangan atas Persis. Asisten Pelatih PSGC, Aef Saifulah, mengungkapkan peluang Laskar Galuh ke perdelapan final makin terbuka setelah hasil tiga poin di laga kandang terbaru. PSGC mengamankan urutan ketiga klasemen Grup III dengan raihan 12 poin dari tujuh laga, menyamai poin Persip Pekalongan yang baru tampil enam kali.

Advertisement

“Hasil ini membuat persaingan dalam perburuan dua besar klasemen makin ketat. Tetapi di sisi lain peluang kami juga makin terbuka,” ujar Aef.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif