Soloraya
Minggu, 24 Juli 2016 - 19:53 WIB

DINAMIKA POLITIK SOLO : Pemilihan Ketua Golkar Solo Ricuh, Djaswadi: Tak Pateni Kowe

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas keamanan dan aparat kepolisian melerai kubu yang bentrok dalam pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) IX Golkar di Kantor DPD II Golkar Solo, Srambatan Banjarsari, Minggu (24/7/2016). (Chrisna Canis Cara/JIBI/Solopos)

Dinamika politik Solo, Musda Golkar ricuh.

Solopos.com, SOLO — Pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) IX DPD II Golkar Solo di Kantor DPD Golkar, Minggu (24/7/2016) ricuh.

Advertisement

Kader senior Golkar yang juga Wakil Ketua DPRD, Djaswadi, bersitegang dengan anggota organizing committee (OC), Taufiqurrahman, karena merasa diganjal dalam pendaftaran bakal calon ketua Golkar periode 2016-2021.

Adapun Ketua Fraksi Golkar DPRD, Maria Sri Sumarni, terpilih sebagai Ketua DPD II setelah mengalahkan Ketua inkumben, Atiek Wahyuningsih, dalam pemungutan suara.

Advertisement

Adapun Ketua Fraksi Golkar DPRD, Maria Sri Sumarni, terpilih sebagai Ketua DPD II setelah mengalahkan Ketua inkumben, Atiek Wahyuningsih, dalam pemungutan suara.

Pantauan Solopos.com, kericuhan bermula Ketua Sidang Musda, Irianto, menolak pendaftaran Djaswadi sebagai bakal calon ketua, sekitar pukul 15.30 WIB. Djaswadi dianggap tidak memenuhi syarat karena tidak melampirkan minimal dukungan 30% dari para pemilik suara yang berjumlah 10.

Djaswadi yang merasa tidak diberitahu aturan itu langsung beranjak dari kursi dan menunjuk-nunjuk Taufiqurrahman yang duduk di tengah aula sidang.

Advertisement

Djaswadi yang masih emosi lalu mendekati Taufiqurrahman. Kericuhan meletus saat Djaswadi mengancam Taufiqurrahman yang dinilai sengaja mengganjal pencalonannya.

Tak pateni kowe, tak pateni kowe (Saya bunuh kamu, saya bunuh kamu),” ujarnya. Bentrok sejumlah kubu dalam musda tak terhindarkan.

Meja dan kursi berserakan saat bentrokan. Sejumlah kader yang berniat melerai malah kena sikut. Kader senior Golkar, H.M. Sungkar, terkena cakaran di tangan kanan saat berupaya melerai.

Advertisement

“Mohon tenang! Jangan mempermalukan Golkar!,” ujar Sungkar dengan pengeras suara.

Djaswadi lantas ditarik untuk diamankan di ruangan transit. Adapun Taufiqurrahman dibawa masjid depan kantor DPD oleh sejumlah kader.

Sempat terjadi dorong-dorongan saat kedua tokoh ini dipisah. Musda diskors hampir satu jam lantaran ricuh. “Aku ora ngapa-ngapa lho (Saya tidak ngapa-ngapain lho),” ujar Taufiq dengan wajah tenang.

Advertisement

Ketegangan kembali terjadi sesuai pemilihan suara, sekitar pukul 17.35 WIB. Djaswadi tiba-tiba menghampiri seorang kader yang menjotos anaknya saat kericuhan. Kali ini Djaswadi langsung dibawa masuk mobil untuk meninggalkan lokasi musda.

Saat dikonfirmasi, Djaswadi mengaku dicurangi sejumlah pihak di SC dan OC. Dia tidak tahu syarat dukungan 30% diberlakukan untuk pendaftaran bakal calon.

“Kemarin mereka bilang syarat itu untuk yang bakal calon menjadi calon ketua, jadi yang baru bakal calon langsung daftar saja. Kenyataannya sebaliknya. Buku yang mengatur mekanisme pemilihan dalam musda juga baru dibagi hari ini. Saya belum sempat persiapan dukungan,” ujarnya kepada Solopos.com.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif