Soloraya
Minggu, 24 Juli 2016 - 21:09 WIB

DINAMIKA POLITIK SOLO : Musda Golkar Ricuh, Anak Sempat Dijotos, Ini Alasan Djaswadi Naik Pitam

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas keamanan dan aparat kepolisian melerai kubu yang bentrok dalam pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) IX Golkar di Kantor DPD II Golkar Solo, Srambatan Banjarsari, Minggu (24/7/2016). (Chrisna Canis Cara/JIBI/Solopos)

Dinamika politik Solo Musda Golkar diwarnai kericuhan.

Solopos.com, SOLO — Musyawarah Daerah (Musda) IX DPD II Golkar Solo di Kantor DPD Golkar, Minggu (24/7/2016) ricuh. Kericuhan yang terjadi hingga Minggu sore akhirnya berhasil memilih Ketua DPD Golkar Solo yakni Maria Sri Sumarni.

Advertisement

Kericuhan terjadi dua kali, ricuh kedua terjadi pada pukul 17.35 WIB. Saat itu kader senior Golkar yang juga Wakil Ketua DPRD Solo Djaswadi menghampiri seorang kader yang menjotos anaknya saat kericuhan pertama.

Melihat kejadian itu, petugas langsung membawa Djaswadi masuk ke mobil dan meninggalkan lokasi Musda di Kantor DPD Golkar Solo, Srambatan.

Advertisement

Melihat kejadian itu, petugas langsung membawa Djaswadi masuk ke mobil dan meninggalkan lokasi Musda di Kantor DPD Golkar Solo, Srambatan.

Saat dimintai konfirmasi, Djaswadi mengaku dicurangi sejumlah pihak di SC dan OC. Dia tidak tahu syarat dukungan 30% diberlakukan untuk pendaftaran bakal calon.

“Kemarin mereka bilang syarat itu untuk yang bakal calon menjadi calon ketua, jadi yang baru bakal calon langsung daftar saja. Kenyataannya sebaliknya. Buku yang mengatur mekanisme pemilihan dalam musda juga baru dibagi hari ini. Saya belum sempat persiapan dukungan,” ujarnya kepada Solopos.com.

Advertisement

Kericuhan bermula Ketua Sidang Musda, Irianto, menolak pendaftaran Djaswadi sebagai bakal calon ketua, sekitar pukul 15.30 WIB. Djaswadi dianggap tidak memenuhi syarat karena tidak melampirkan minimal dukungan 30% dari para pemilik suara yang berjumlah 10.

Djaswadi yang merasa tidak diberitahu aturan itu langsung beranjak dari kursi dan menunjuk-nunjuk Taufiqurrahman yang duduk di tengah aula sidang. Menurut Djaswadi, OC dan steering comittee (SC) sebelumnya menyebut syarat dukungan 30% baru berlaku saat pemilihan bakal calon menjadi calon. “Aku diapusi yen ngene iki (Saya dibohongi kalau begini),” ujarnya dengan nada tinggi.

Djaswadi yang masih emosi lalu mendekati Taufiqurrahman. Kericuhan meletus saat Djaswadi mengancam Taufiqurrahman yang dinilai sengaja mengganjal pencalonannya. “Tak pateni kowe, tak pateni kowe (Saya bunuh kamu, saya bunuh kamu),” ujarnya. Bentrok sejumlah kubu dalam musda tak terhindarkan. Meja dan kursi berserakan saat bentrokan. Sejumlah kader yang berniat melerai malah kena sikut. Kader senior Golkar, H.M. Sungkar, terkena cakaran di tangan kanan saat berupaya melerai. “Mohon tenang! Jangan mempermalukan Golkar!,” ujar Sungkar dengan pengeras suara.

Advertisement

Ketua DPD

Dalam Musda tersebut akhirnya, Maria Sri Sumarni langsung terpilih menjadi Ketua DPD setelah mengantongi enam suara dalam pemungutan suara satu putaran. Adapun Atiek Wahyuningsih hanya meraih tiga suara. Ada 10 pemilik suara di musda yang terdiri dari lima unsur pimpinan kecamatan, satu dari DPD II Solo, satu dari DPD I Jateng, satu dari Dewan Pertimbangan DPD II, satu dari organisasi sayap Golkar dan satu dari organisasi yang mendirikan dan didirikan.

Satu suara dari pimpinan kecamatan Jebres dinyatakan abstain lantaran polemik kepengurusan internal. Sesuai aturan, Maria terpilih secara aklamasi karena mengantongi 50% suara plus 1 (enam suara). “Kemenangan ini bukan untuk saya, tapi anda semua!,” ujar Maria dalam orasinya seusai kemenangan.

Advertisement

Maria mengaku mendapat tanggungjawab berat mengembalikan kejayaan Golkar setelah terpilih menjadi ketua. Dia berencana mengefektifkan kembali organisasi-organisasi penyokong Golkar agar roda partai kembali moncer.

“Saya akan membangun dari akar, dari bawah.” Disinggung adakah perombakan pengurus besar-besaran, dia tidak menjawab tegas. “Yang jelas pengurus ke depan akan dipilih yang lebih profesional dan sesuai kemampuan.”

Ihwal kericuhan yang sempat menghinggapi musda, Maria menganggap hal itu sebagai dinamika partai. Ketua SC musda, Bambang Triyanto, mengklaim sudah menyampaikan persyaratan pemilihan secara transparan ke seluruh kader. “Juklak juknisnya sudah ada semua. Tidak ada niatan untuk main jegal-menjegal.”

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif