Jogja
Kamis, 21 Juli 2016 - 07:20 WIB

PENDIDIKAN JOGJA : Siswa Afirmasi Punya Kemampuan Berbeda, Ini Upaya Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa menengah atas (JIBI/Solopos/Dok.)

Pendidikan Jogja, keragaman terus ditanamkan.

Harianjogja.com, JOGJA — Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kadarmanta Baskara Aji mengatakan meski mendapatkan kesempatan mendidik siswa program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), sekolah diimbau tidak terlalu banyak menerima siswa program tersebut.

Advertisement

Aji mengakui ada siswa peserta Adem yang bandel atau susah diatur. Meski demikian sikap anak-anak Papua yang seperti itu menjadi tantangan ersendiri bagi sekolah dan dinas. Pemerintah DIY dan sekolah disebutnya tetap berupaya memberikan pelayanan pendidikan terbaik bagi siswa Papua di Jogja itu.

Di DIY sendiri, program Adem sudah memasuki tahun keempat, beberapa bulan lalu Disdikpora DIY baru saja melepas siswa Papua yang lulus kembali ke daerah asal mereka. Pada 2016 DIY mendapatkan jatah 40 siswa Papua Barat Sektor Sorong, jumlah itu lebih sedikit dibandingkan jumlah siswa Adem 2014 sebanyak 50 siswa.

Selama menjadi peserta program Adem, siswa tersebut mendapatkan biaya pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sekitar Rp3,5 juta per bulan. Dana tersebut ditransfer ke rekening sekolah kemudian langsung diberikan kepada anak. Pengelolaan keuangan anak dilakukan secara mandiri oleh mereka. Program Adem berjalan hingga mereka lulus sekolah.

Advertisement

Waka Humas SMA N 10 Jogja Sri Moerni, sebagai salah satu sekolah yang mendapat kesempatan menerima siswa Adem menuturkan tugas sekolah adalah memberikan layanan pendidikan yang baik bagi mereka, dan setara dengan anak-anak lainnya. Memang ada perbedaan kemampuan akademis anak-anak ini dibanding anak dari Jawa atau anak Jogja pada umumnya, sehingga mereka diharuskan mengikuti pelajaran tambahan dari sekolah setelah jam pelajaran reguler usai.

“Kami juga menyediakan layanan di luar layanan akademis bagi mereka, apabila mereka bisa berkembang dengan baik dan mau maju, kami mau menjadi sekolah yang menjalankan program ini. Kalau tidak, kami akan mencarikan tempat bagi mereka, ini bukan kali pertama bagi kami menerima siswa program afirmasi, namun mereka memiliki sikap berbeda-beda,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif