SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Sunaryo Haruo Bayu/JIBI/dok)
Solopos.com, SRAGEN — Warga Dusun Pelem, Desa Geneng, Kecamatan Miri, Sragen, merasa terganggu kenyamanan mereka akibat asap pembakaran rongsokan yang tak kunjung padam selama sepekan terakhir.
Empat unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api dari pembakaran rongsokan itu, Selasa (19/7/2016) siang. Lokasi penyimpanan rongsok yang berada tak jauh dari permukinan warga membuat Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemadam Kebakaran, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, tidak ingin kecolongan.
”Jarak antara permukiman penduduk dengan kobaran api terlalu dekat. Mungkin hanya sekitar 2 meter jaraknya. Kami sengaja mengerahkan empat mobil pemadam karena api rawan merembet ke permukiman. Prinsip kami itu, api jangan sampai merembet ke permukiman karena upaya pemadaman akan lebih sulit. Pengerahan empat mobil pemadam kebakaran itu merupakan bentuk antisipasi kami untuk mencegah kebakaran yang lebih besar,” jelas Kepala UPTD Pemadam Kebakaran Hascaryanto kepada Solopos.com, Selasa petang.
Api dari rongsok itu sebetulnya sudah sepekan dibakar. Rongsok itu terdiri atas ban bekas, busa, botol plastik serta timbunan pecahan genting. Meski sudah sepekan dibakar, api tak kunjung padam. Pembakaran rongsok itu menghasilkan asap yang mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Lokasi pembakaran rongsok tersebut milik Tardi Supriyanto, Warga RT 011 Desa Geneng. Lahan itu telah disewa pengusaha rongsok bernama Supangat. Lantaran sewa lahan itu tidak diperpanjang, sisa rongsok itu akhirnya dibakar karena ditinggalkan begitu saja.
”Akibat asap dari rongsok itu, beberapa warga mengeluh batuk-batuk dan sesak napas. Bau yang ditimbulkan cukup menyengat dan tidak enak sekali,” kata perangkat Desa Geneng Wanjono.