SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)
Harga kebutuhan pokok, pasokan bawang putih mulai sulit
Harianjogja.com, JOGJA — Di tengah harga kebutuhan pangan yang semakin turun paska-Lebaran, harga telur ayam justru naik Rp1.000 dibanding satu hari sebelumnya, Minggu (17/7/2016).
Pedagang kelontong Pasar Demangan Sri Yohana menyampaikan harga telur ayam berubah sejak Senin pagi.
“Rata-rata harga stabil. Yang naik cuma telur. Naik jadi Rp20.000, kemarin Rp19.000 [Minggu],” ujar dia, Senin (18/7/2016)
Ia sendiri tak tahu menahu penyebab kenaikan harga telur tersebut karena jika dilihat dari sisi permintaannya stabil dan pasokannya pun aman. Ia tidak merasa ada kelangkaan atau keterlambatan pengiriman barang yang menjadikan harga menjadi mahal.
Sementara itu, harga gula pasir masih terpantau tinggi. Beberapa bulan ini harga di pasaran masih bertahan di level Rp16.500 per kg. Menurut Sri, adanya operasi pasar dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) selama Ramadan lalu, tidak berpengaruh menurunkan harga gula pasir di pasaran.
Sri sendiri yang sempat mendapat jatah dua kali masing-masing sebanyak 0,5 kuintal mengaku tak berhasil membuat harga gula pasir di tokonya ditekan.
“Lah gimana saya jual seperti harga operasi pasar, nanti yang nomboki [menutup kekurangan] siapa,” kata dia.
Harga gula pasir dari PT PPI sendiri dijual Rp13.000 per kg sampai tangan konsumen akhir.
Untuk saat ini, ia lebih memilih menjual gula pasir milknya sendiri yang ia beli dengan harga mahal daripada menjual gula pasir dari PT PPI. Sebab, untuk menjual gula PT PPI, pedagang masih harus membayar upah buruh gendong sampai Rp10.000 per sak, biaya pengemasan, dan setor untuk paguyuban pasar Rp10.000.
“Sama-sama untung Rp1.000 mending jual [gula pasir] punya saya sendiri,” kata dia