News
Selasa, 19 Juli 2016 - 22:00 WIB

BOM SOLO : Setelah Dibuntuti Polisi, Rumah Anggota FPI di Colomadu Karanganyar Digeledah Densus 88

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Dokpol dan Inafis melakukan indentifikasi jenasah pembom bunuh diri di halaman Mapolresta, Solo, Selasa (5/7/2016). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Bom Solo membuat anggota FPI asal Colomadu Karanganyar digeledah Densus 88. Sebelumnya, dia merasa dibuntuti oleh polisi.

Solopos.com, KARANGANYAR — Penggeledahan rumah di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, bukan satu-satunya yang terkait penanganan kasus bom bunuh diri di Mapolrestas Solo. Densus 88 Antiteror melakukan penggeledahan rumah yang ditinggali keluarga Hasan Al Rasyid, 35, alias Thoyib, kakak dari terduga teroris bom Thamrin, Arif Hidayatullah, Selasa (19/7/2016).

Advertisement

Rumah yang berada di kompleks perumahan di RT 006/RW 009, Gatak, Desa Blulukan, Colomadu, Karanganyar, ditempati Hasan bersama istri, dan empat anaknya, sekitar empat tahun terakhir. Pantauan Solopos.com, penggeledahan yang dilakukan personel Densus 88 selesai sekitar jam 17.05 WIB.

Personel Densus berjalan beriringan sembari membawa beberapa barang dari rumah Hasan. “Foto kopi KTP, KK, dushbook HP, dan kartu perdana yang tidak dipakai. HP baru untuk istrinya yang jualan online,” ujar Titik, kakak kandung Hasan, kepada wartawan.

Dia menuturkan, adiknya (Hasan) bersama seorang temannya, mendatangi Mapolresta Solo Selasa pagi, untuk melakukan klarifikasi terkait aksi penguntitan yang diduga dilakukan aparat. Pasalnya, sejak Sabtu (16/7/2016) Hasan dibuntuti empat orang yang mengendarai sepeda motor. “Dari pada risih. makanya nanyain lagi, tapi sampai sekarang [Selasa sore] enggak pulang-pulang,” kata Titik.

Advertisement

Menurut dia, Hasan tahu ada yang membuntutinya saat beraktivitas dari kaca spion kendaraan yang dia bawa. Bahkan beberapa orang yang membuntuti Hasan sempat memotret aktivitas dia. Baca juga: Dibuntuti Polisi, Anggota FPI Minta Klarifikasi ke Mapolresta Solo.

“Bila [Hasan] kencang, [mereka] ikut kencang. Bila belok, juga ikut belok. Mereka rombongan kok, pakai empat sepeda motor. Difoto-foto dari belakang, nganter anak sekolah dibuntutin,” tutur dia.

Dia menyatakan tidak ada yang aneh dari perilaku Hasan selama ini. Menurut Titik hubungan antara angota keluarga terjalin kompak dan sering melakukan pertemuan keluarga.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif