Soloraya
Senin, 18 Juli 2016 - 21:30 WIB

PENGANIAYAAN SRAGEN : Geber Motor Lalu Kehabisan Bensin, Pelajar Sragen Dihajar

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Dok)

Penganiayaan di Sragen ini dialami pelajar setelah geber motornya dengan kencang di sebuah jalanan kampung.

Solopos.com, SRAGEN — Dimas Rendi Prasetyo, 17, seorang pelajar asal Dusun/Desa Jirapan RT 008, Masaran, Sragen, menjadi korban penganiayaan sekelompok warga di Dusun Pucuk RT 013, Desa Sepat, Masaran, pada Minggu (17/7/2016) malam.

Advertisement

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.45 WIB. Saat itu, korban bersama beberapa temannya mengendarai sepeda motor. Sesampainya di lokasi, Dimas menggeber sepeda motor itu seperti yang biasa dilakukan teman-teman seumurannya. Namun, ulah Dimas itu mengundang kemarahan sekelompok warga yang berada di sekitar lokasi.

Setelah menggeber sepeda motornya, Dimas kehabisan bensin. Motornya berhenti tepat di depan toko kelontong Inggit di Dusun Pucuk. Ketika ingin membeli bensin di toko tersebut, Dimas didatangi sekelompok warga tersebut. Tanpa ampun, mereka menganiaya Dimas hingga terluka pada bagian wajah.

“Wajahnya memar dan bengkak. Dia lantas dilarikan ke RS Jafar Medika Mojogedang. Lalu pada Senin, pukul 08.00 WIB, peristiwa itu dilaporkan ke Polsek Masaran, AKP Mujiono, mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso, kepada Solopos.com, Senin (18/7/2016).

Advertisement

Setelah mendapatkan laporan, Polsek Masaran memeriksa sejumlah saksi dari teman korban dan warga di tempat kejadian perkara. Gelar perkara awal sudah dilakukan. Namun, hingga Senin petang, polisi belum mengantongi nama-nama pelaku penganiaya Dimas. “Saat ini kami masih menyelidiki keberadaan pelaku,” terang Mujiono.

Tri Setiawan, warga Sepat mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kejadian itu. Dia memperkirakan kejadian itu ada hubungannya dengan pementasan musik dangdut yang sempat diwarnai keributan kecil.

“Ada penonton yang bersenggolan saat berjoget di depan panggung. Karena tidak terima, terjadilah keributan kecil. Apakah itu ada hubungannya dengan penganiayaan bocah itu, saya kurang tahu pastinya,” papar Tri.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif