Sport
Senin, 18 Juli 2016 - 21:26 WIB

KERUSUHAN SUPORTER : Pasoepati Dilempari Batu di Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suporter Persis Solo Pasoepati saat beraksi di Stadion Manahan Solo. (JIBI/Solopos/Dok)

Kerusuhan suporter diwarnai dengan Pasoepati yang dilempari batu.

Solopos.com, SOLO – Pasoepati menjadi korban serangan oknum tidak dikenal dalam perjalanan pulang seusai memberi dukungan untuk Persis Solo di laga tandang kontra Persibas Banyumas, Minggu (17/7/2016) malam, dalam lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016.

Advertisement

Para pendukung Laskar Sambernyawa, julukan Persis, itu bertolak ke Stadion Satria Purwokerto, Banyumas, dengan menumpang empat bus serta sejumlah mobil pribadi. Dalam perjalanan pulang, salah satu bus dilempari batu saat melintas di kawasan Bantul, Yogyakarta, Minggu sekitar pukul 23.00 WIB. Salah satu suporter menderita luka-luka di kepala karena terkena lemparan batu dan harus dirawat di rumah sakit.

“Satu korban luka sudah pulang dari rumah sakit hari ini [kemarin]. Dari foto-foto yang beredar di medi sosial, pelaku penyerangan mengenakan atribut Brajamusti [kelompok suporter PSIM Yogyakarta]. Pelaku penyerangan juga sudah ditangkap polisi saat kejadian, bus juga langsung diamankan,” ujar Wakil Presiden (Wapres) DPP Pasoepati, Ginda Ferrachtriawan, saat dihubungi Solopos.com, Senin (18/7/2016).

Insiden penyerangan di Bantul membuat Pasoepati meningkatkan kewaspadaan. Mereka belum memutuskan soal rencana tur resmi untuk menyertai lawatan Persis di laga pertama Putaran II Grup 3 ISC B 2016 melawan PSGC Ciamis, Minggu (25/7/2016) nanti. Apalagi, Pasoepati memiliki trauma kerusuhan dengan suporter PSGC saat mengunjungi Stadion Galuh, Ciamis, pada pertandingan Divisi Utama dua musim lalu.

Advertisement

“Kami perlu mendapatkan konfirmasi dari panitia pertandingan Ciamis. Apakah kami diizinkan bertandang ke sana atau tidak? Apakah ada jaminan keamanan untuk teman-teman Pasoepati?” ujar Ginda.

Jika jadi berangkat ke Ciamis, Ginda berharap baik manajemen Persis maupun PSGC bersedia memberi jaminan keamanan. “Bukan hanya jaminan keamanan saat berada di stadion, tapi juga pengawalan kepolisian selama di perjalanan. Paling tidak ada pengamanan saat melintasi daerah-daerah perbatasan karena penyerangan justru sering terjadi di perjalanan,” tutur Ginda.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif