Soloraya
Minggu, 17 Juli 2016 - 07:00 WIB

WISATA BOYOLALI : Aktivitas Para Pemancing Rusak Waduk Bade

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah bebatuan pondasi tanggul Waduk Bade, Klego, Boyolali, terlihat longsor, Sabtu (16/7/2016). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Wisata Boyolali Waduk Bade dinilai rusak oleh para pemancing.

Solopos.com, BOYOLALI – Aktivitas para pemancing di Waduk Bade, Klego, Boyolali, telah membuat dinding waduk serta pondasi tanggul waduk rusak parah. Pasalnya, para pemancing tak segan membongkar bebatuan jika ingin mencari tempat duduk nyaman atau menangkap kembali ikan dan umpannya yang lepas di sela-sela bebatuan dinding dan pondasi waduk.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, Sabtu (16/7/2016), kondisi dinding dan pondasi waduk yang dibangun di era penjajahan Jepang tersebut banyak yang lepas dan longsor ke area waduk. Bebatuan sebesar buah kelapa yang longsor merata hampir di sepanjang tanggul. Ironisnya, kondisi tersebut justru dimanfaatkan para pemancing untuk duduk-duduk sambil menanti umpan kail disantap ikan.

“Sebenarnya sudah berkali-kali mereka ini kami peringatkan, tapi tetap saja mencongkeli batu dinding waduk. Kami sampai judek,” ujar Ahmadi, salah satu petani pengguna Waduk Bade saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (16/7/2016).

Aktivitas para pemancing menurut Ahmadi sangat sulit dikendalikan. Pasalnya, selain jumlah mereka cukup banyak, para pemancing juga datang sesuka hati. “Kadang malam hari, sore hari, siang hari, dan pagi hari. Kami kewalahan mengingatkan,” paparnya.

Advertisement

Tak hanya merusak pondasi tagggul dan dinding waduk saja, lanjut Ahmadi, sebagian pemancing juga sengaja melempar rerumputan dan tanaman tertentu ke tengah waduk. Aktivitas itu dilakukan untuk menarik ikan-ikan agar bisa bersembunyi di bawah tanaman tersebut sehingga ikan tetap bisa dipancing.

“Kalau ikan-ikan bersembunyi kan otomatis tak bisa dijaring oleh sebagian nelayan. Jadi, mereka tetap bisa mendapatkan ikan dengan cara memancing,” ujarnya.

Hal inilah yang membuat waduk lekas rusak. Selain banyak tumbuh tanaman di tengah waduk, pondasi tanggul juga ikut rusak. Hal ini berimbas pada berkurangnya ketahanan tanggul.

Advertisement

Salah satu pemancing dari Karanggede, Boyolali, Irfan Santoso, 38, tak memungkiri banyaknya pemancing di Waduk Bade membuat kerusakan di sejumlah area waduk. Pasalnya, aktivitas mereka tak hanya sekadar melempar kail dan umpan, namun juga butuh tempat duduk yang nyaman, tempat berteduh, serta strategi mendatangkan ikan.

“Nah, pas ada ikan yang ketangkap tiba-tiba lepas di celah bebatuan tanggul ya memang sebisa mungkin ditangkap kembali. Risikonya, bongkar bebatuan ini,” ujarnya.

Santoso mengusulkan, mestinya area memancing di lokalisasi di titik tertentu agar tak terjadi kerusakan pondasi tanggul secara merata. Selain itu, usulnya, mestinya dipasang papan peringatan yang besar serta sanksi bagi perusak bangunan waduk seluas hampir 10 hektare tersebut.

“Kalau enggak dibatasi lokasi memancing, ya saya kira sepanjang tanggul ini jadi area memancing semua dan sangat mungkin terjadi kerusakan terus menerus,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif