News
Minggu, 17 Juli 2016 - 18:30 WIB

VAKSIN PALSU : Mengaku Diintimidasi, Korban di RS Harapan Bunda Bentuk Crisis Center

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin BCG yang didistribusikan ke puskesmas. (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Vaksin palsu masih menimbulkan kepanikan orang tua. Korban di RS Harapan Bunda membentuk crisis center.

Solopos.com, JAKARTA — Para orang tua korban vaksin palsu di Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Jakarta Timur, akhirnya mendirikan crisis center. Mereka juga sedang menyiapkan langkah hukum dengan menggandeng Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Advertisement

Pembentukan crisis center di RS Harapan Bunda ini dilakukan di tengah kondisi rumah sakit yang tidak beroperasi penuh. Di RS tersebut, posko pengaduan juga tak terlihat aktivitasnya karena sudah tutup siang tadi. Crisis center dibentuk karena orang tua korban vaksin palsu tak percaya lagi dengan RS tersebut. Sejauh ini, ada 232 nama yang sudah terdata mendapatkan vaksin yang diduga palsu.

“Kenapa ini disebut crisis center? Karena kita krisis kepercayaan terhadap manajemen RS Harapan Bunda,” kata perwakilan orang tua korban vaksin palsu, Agus Siregar, di RS Harapan Bunda dalam wawancara yang ditayangkan live oleh Kompas TV, Minggu (17/7/2016) sore.

Advertisement

“Kenapa ini disebut crisis center? Karena kita krisis kepercayaan terhadap manajemen RS Harapan Bunda,” kata perwakilan orang tua korban vaksin palsu, Agus Siregar, di RS Harapan Bunda dalam wawancara yang ditayangkan live oleh Kompas TV, Minggu (17/7/2016) sore.

Agus menyesalkan pernyataan manajemen RS Harapan Bunda yang pernah menjanjikan memberikan data seluruh imunisasi di RS itu sejak 2003 hingga 2016. Pasalnya, pihaknya belum mendapatkan data tersebut.

“Dia berjanji Jumat [15/7/2016] pukul 20.00 WIB akan memberikan data semua yang mendapatkan imunisasi dari 2003-2016, tapi sampai sekarang kami belum mendapatkan data.”

Advertisement

Dengan alasan tersebut, keluarga korban vaksin palsu meminta YLBHI untuk membantu langkah hukum yang akan ditempuh. Mereka telah membuat surat kuasa berserta dokumen-dokumen rekam medis dari para korban.

Agus juga mengaku munculnya intimidasi dari aparat terhadap para orang tua yang menuntut haknya ke rumah sakit. “Kami mendapat intimidasi dari aparat dan yang mengaku sebagai aparat. Kami sampaikan pada Pak Tito [Kapolri], agar menindak tegas apabila ada aparat yang menghalangi kami untuk menuntut hak kami korban vaksin palsu.”

Sebelumnya, Posko Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda hanya buka dari jam 08.00 WIB pagi sampai pukul 12.00 WIB siang. Puluhan orang tua yang datang di atas pukul 12.00 WIB siang pun mengaku kecewa.

Advertisement

Setelah ditutup, masih ada belasan orang tua korban vaksin palsu mendatangi posko di RS Harapan Bunda. “Harusnya buka terus dong, kalau seperti ini kayak (RS Harapan Bunda) lepas tanggung jawab,” kata Ana, salah satu orang tua, kepada wartawan di RS Harapan Bunda, Jl. Raya Bogor, Jakarta Timur, Minggu.

RS Harapan Bunda sudah membuka posko pengaduan ini mulai Kamis (14/7/2016) kemarin. Sejak itu ratusan orang tua terus berdatangan melaporkan bahwa anaknya telah mendapatkan vaksin palsu. Sebelumnya posko dibuka di ruang Hospital Service Controller (HSC) tempat para pasien keluar-masuk mendaftar. Hari ini posko digelar di dekat tempat parkir.

“Sudah ratusan lebih [orang tua] yang mendaftar. Tapi angka pastinya belum tahu,” kata salah seorang staf Posko Nunung di RS Harapan Bunda Jl. Raya Bogor, Jakarta Timur, Minggu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif