Jogja
Minggu, 17 Juli 2016 - 10:20 WIB

KESENIAN TRADISIONAL : Jathilan Modern dan Kreatif Lebih Digemari

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kelompok Seni Jathilan Sekar Jati asal Kecamatan Ngalik saat tampil dalam Festival Jathilan Sleman 2016 di Lapangan Denggung, Kamis (14/7/2016). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Kesenian tradisional yang sudah dipadukan dengan modernitas lebih digemari

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN– Sebanyak 17 grup kesenian jathilan dari 17 kecamatan di Sleman tampil dalam kegiatan Festival Jathilan Sleman 2016. Jathilan modern dan kontemporer lebih digemari masyarakat dibandingkan yang tradisional.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sleman Ayu Laksmidewi menjelaskan, festival tersebut merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisional masyarakat. Pentas kesenian jathilan tersebut dikemas sedemikian rupa oleh masing-masing koreografer, mewakili masing-masing kecamatan.

Advertisement

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sleman Ayu Laksmidewi menjelaskan, festival tersebut merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisional masyarakat. Pentas kesenian jathilan tersebut dikemas sedemikian rupa oleh masing-masing koreografer, mewakili masing-masing kecamatan.

“Meski dikemas sesuai kreatifitas tiap-tiap kelompok. Kreatifitas masing-masing kelompok itulah yang digemari masyarakat. Meski begitu, penampilannya tetap dalam bingkai kearifan lokal dan pakem kesenian itu,” katanya di sela-sela kegiatan di Lapangan Parkir Utara Lapangan Denggung Beran Tridadi Sleman, Kamis (14/7/2016).

Ajang yang berlangsung hingga Jumat (15/7/2016) tersebut, memperebutkan tropi kejuaraan dan uang pembinaan senilai Rp25 juta. Pihaknya ingin terus membangkitkan grup-grup jathilan di Sleman dalam iklim kompetisi positif dan memberikan ruang gerak dalam berekspresi bagi para seniman jathilan.

Advertisement

Pada Kamis (14/7/2016) sebanyak sembilan grup jathilan ditampilkan, meliputi Kudho Nalendra dari Kecamatan Moyudan, Sekar Jati (Ngalik), Kudho Muda Satriya (Ngemplak), Kudho Prasetya (Gamping), Suwito Raharjo (Sleman), Turonggo Cahyo Mudo (Seyegan), Mustiko Prasetyo (Depok), Turangga Manis (Pakem), dan Turonggo Mudho Satya (Prambanan).

Sedangkan pada Jumat (15/7/2016) akan tampil delapan grup jathilan, yaitu Turonggo Mudo Budoya (Godean), Kudho Wiromo (Berbah), Ria Panji Kawedar (Tempel), Bekso Satriyo Mudo (Mlati), Puspito Bawono (Minggir), Kudho Manunggal (Turi), Kudho Bramuda (Kalasan), dan Turonggo Wahyu Budoyo (Cangkringan).

Bersambung halaman 2

Advertisement

Lebih Digemari

Kepala Bidang Kesenian Disbudpar Sleman Edy Winarya mengakui, di Sleman terdapat sekitar 350 kelompok seni jathilan. Dari jumlah tersebut, sebagian masih menampilkan seni jathilan tradisional yang sesuai pakem.

Advertisement

Sebagian besar, melakukan pengembangan dengan kreatifitas namun tidak melanggar pakem seni jathilan yang ada. “Dibandingkan yang tradisional, penampilan jathilan modern dan semi kontemporer lebih disukai pasar,” ujarnya.

Dalam festival tersebut, pihaknya tidak membatasi kreasi dan kreatifitas yang dilakukan oleh masing-masing kelompok. Meski begitu, tiap-tiap kelompok diharapkan tetap menampilkan kesenian yang bertumpu pada roh tradisinya.

“Musik tidak boleh menambah efek di luar tradisi. Seperti menggunakan keyboard atau drum. Para peserta tetap diwajibkan mengenakan kostum dan properti seperti pedang, tameng. Tergantung koreografer,” ujarnya.

Dia menjelaskan, banyak perbedaan kelompok seni jathilan yang tradisional dengan yang modern. Dari sisi musik, suara ketukan musik kelompok jathilan tradisional monoton. Begitu juga dengan gerakan tarinya.

Hal itu berbeda dengan tempo gerakan dan tempo musik yang ditampilkan oleh kelompok seni jathilan modern. “Ada kreasi yang diberikan sehingga tidak monoton. Perkembangan bentuk seni ini yang lebih laku dan disukai masyarakat,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif