Jogja
Sabtu, 16 Juli 2016 - 22:20 WIB

PERTANIAN BANTUL : Pola Tanam di Musim Kemarau Basah Harus Disesuaikan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani Kacang di Dusun Srihardono, Pundong, Bantul, Jumat (15/7/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Bantul diharapkan menyesuaikan musim

Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul mengimbau kepada para petani untuk menyesuaikan pola tanam menghadapi musim kemarau basah.

Advertisement

Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dispertahut Kabupaten Bantul, Pulung Haryadi mengatakan meskipun sudah memasuki musim kemarau, hujan diperkirakan juga masih akan terjadi dengan demikian para petani harus bisa mengantisipasi hal tersebut

Ia mengatakan pihaknya juga telah memberikan informasi dan penyuluhan kepada para gabungan kelompok tani (gapoktan) untuk mengantisipasi terjadinya musim kemarau basah ini dengan melakukan pola tanam yang sesuai.

“Menghadapi musim kemarau basah ini untuk jenis padi dan jagung tidak terlalu terdampak, namun untuk jenis lain seperti tembakau jika hujan berturut-turut maka akan berdampak langsung,” katanya, Jumat (15/7/2016).

Advertisement

Lebih lanjut, Pulung mengatakan bagi petani bawang merah dalam menghadapi musim kemarau basah seperti ini sebaiknya menanam bawang jenis Tiron dan Crok kuning, pasalnya dua jenis tanaman tersebut yang terbilang cukup tahan dengan kondisi cuaca basah.

Selain itu tanaman jenis kacang juga bisa menjadi alternatif jenis tanaman yang cocok ditanam dalam musim kemarau basah ini.

“Jadi sebaiknya petani menggunakan varietas-varietas yang tahan dengan kondisi cuaca seperti ini dan tanaman yang tidak mudah terserang hama,” kata Pulung.

Advertisement

Semantara itu salah satu petani, Sumiyanto mengatakan memasuki musim seperti saat ini sangat spekulasi untuk melakukan penanaman. Ia mengaku sudah sejak tiga tahun dalam menghadapi musim kemarau basah ia tidak menanam tanaman palawija karena selalu gagal.

“Sudah tiga tahun saat musim kemarau basah saya berganti menanam kacang karena dirasa lebih mudah dibanding jenis lainnya seperti cabai atau bawang merah,” ujar Yanto.

Dikatakannya dalam satu tahun dirinya memang tiga kali menanam padi, untuk merotasi dan melalukan pemulihan tanah kemudian ia harus menanam jenis tanaman lain.

Ia mengatakan untuk mengantisipasi musim kemarau namun masih sering terjadi hujan seperti ini pintu pengairan irigasi harus ditutup sementara agar kualitas tanah tidak terlalu basah. “Karena untuk tanaman kacang jika terlalu banyak air juga tidak bagus,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif