Soloraya
Sabtu, 16 Juli 2016 - 09:30 WIB

PENDIDIKAN SOLO : Legislator Desak Materi Pendidikan Seks Masuk MPLS

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Pendidikan Solo, DPRD Solo mendesak pendidikan seks masuk masa pengenalan lingkungan sekolah.

Solopos.com, SOLO–Maraknya kasus penelantaran anak maupun pembuangan bayi di Solo sepekan ini membikin geram para legislator. Komisi IV DPRD mendesak sekolah memainkan peran dengan memasukkan pendidikan seks dalam materi masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

Advertisement

Ketua Komisi IV, Hartanti, mengatakan kasus pembuangan bayi hanyalah ekses dari maraknya pergaulan bebas di kalangan generasi muda. Menurut Hartanti, pergaulan yang kelewat batas terbukti memicu banyak kehamilan di luar nikah.
Dia menilai sekolah tidak bisa tinggal diam melihat generasi muda mengalami kemunduran moral. “Sangat miris melihat kandungan diaborsi oleh anak-anak seumuran SMA. Pihak sekolah harus lebih intens memainkan peran agar generasi muda tak semakin terjerumus,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Jumat (15/7/2016).

Hartanti mengatakan salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam jangka dekat yakni memasukkan materi pendidikan seks di MPLS. Menurut politikus PDI Perjuangan (PDIP), orientasi siswa harus dapat dioptimalkan untuk melawan virus pergaulan bebas. “Sampaikan bahaya-bahaya seks bebas mulai dari segi agama hingga kesehatan. Anak muda perlu pemahaman itu,” tuturnya.

Hartanti menyebut sekolah juga perlu intens mengawasi siswa dari penyebaran konten porno melalui telepon genggam. Menurut Hartanti, video porno menjadi salah satu gerbang tumbuhnya seks bebas di kalangan remaja. “Razia bisa lebih ditingkatkan.”

Advertisement

Anggota Komisi IV, Reny Widyawati, mengatakan fenomena pergaulan bebas tak lepas dari longgarnya pengawasan orang tua terhadap anak. Dia tak jarang mendapati banyak konten porno di telepon seluler milik sejumlah anak di sekitar rumahnya.

“Orang tua harus peduli dengan kebiasaan anak. Jangan asal dibelikan gadget lantas tidak diawasi.”

Anggota Komisi IV, Ardianto Kuswinarno, mendorong guru mengisi MPLS dengan kegiatan bermanfaat seperti penyuluhan narkoba atau seks bebas. Menurut politikus Partai Gerindra ini, penyuluhan tersebut penting melihat dinamika anak muda zaman sekarang yang semakin jauh dari tatanan. “Coba hitung berapa banyak kasus narkoba dan pornografi yang melibatkan anak sekolah. MOS mestinya bisa dimanfaatkan untuk pembekalan siswa agar tak terjerumus,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif