News
Sabtu, 16 Juli 2016 - 18:30 WIB

KAMPUS DI SOLO : ISI Raih Peringkat ke-43 Institusi Seni Terbaik Dunia

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kampus ISI Solo di Jl Ki Hajar Dewantara, Jebres, Solo. (Dok Solopos)

Kampus di Solo, ISI meraih peringkat ke-43 institusi seni terbaik dunia.

Solopos.com, SOLO – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengapresiasi prestasi Institut Seni Indonesia (ISI) Solo yang berhasil menduduki peringkat ke-43 institusi seni terbaik dunia berdasarkan subyek klasifikasi seni pertunjukan.

Advertisement

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Ilmu Pengetahuan (Iptek) dan Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Riset Teknologi dan Dikti (Kemenristekdikti), Ali Ghufron Mukti, saat ditemui wartawan selepas menghadiri Sidang Senat Terbuka Luar Biasa dalam rangka Dies Natalis ke-52 ISI Solo yang digelar di Pendapa ISI Solo, Jumat (15/7/2016).

“ISI Solo berhasil menduduki peringkat ke-43 ranking dunia. Ini luar biasa. Karena untuk bidang-bidang yang lain dan universitas, kita masih berjuang untuk bisa masuk 500 besar dunia. Itu pun yang sudah masuk 500 besar dari Indonesia baru ada dua perguruan tinggi,” ungkap Ali.

Ali memaparkan, Indonesia saat ini ingin memiliki sembilan unggulan, salah satunya unggulan di bidang seni dan budaya. Dia menilai, ISI Solo memiliki potensi yang cukup tinggi untuk mendukung terwujudnya unggulan tersebut.

Advertisement

Dia menambahkan, ISI dan perguruan tinggi seni juga memiliki peran strategis untuk menjadi daya ungkit ekonomi nasional.
“Sudah banyak contoh ekonomi kreatif merupakan pendorong bagi ekonomi kreatif nasional kita. ISI Solo harus mampu menggarap lahan ini, tidak sekadar melahirkan para seniman kelas wahid tetapi juga para wirausaha kekriyaan yang mampu menyejahterakan masyarakat di sekitarnya, menciptakan lapangan kerja yang dapat menghidupi,” paparnya.

Sementara itu, Rektor ISI Solo, Sri Rochana Widyastutieningrum, menyatakan, kreativitas dosen dan mahasiswa dalam bidang seni menjadi penggerak bagi terwujudnya ISI Solo sebagai Artistic Research University. Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), fenomena liberalisasi jasa dan mobilisasi tenaga kerja lintas negara di kawasan ASEAN tidak terbendung, termasuk pada jasa pendidikan. “Menyikapi itu, kami bertekad meningkatkan mutu pendidikan dan jejaring kerja sama internasional,” tegasnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang hadir dalam acara itu juga meminta, untuk meningkatkan greget berkesenian, karya seni tidak berhenti hanya di kampus tetapi harus mengisi ruang publik dan berkolaborasi dengan seluruh komponen. Menurutnya, Kota Solo merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang terbanyak dalam menggelar pertunjukan seni.

Advertisement

“Kota Solo adalah satu-satunya kota dengan kalender event kesenian yang terbanyak di Indonesia,” tambahnya.
Untuk itu, sebagai akademisi bidang seni, Ganjar menegaskan, civitas akademika ISI harus memiliki agresivitas mengisi ruang menampilkan dan mempromosikan, serta menjadi leader ide seni kepada masyarakat.

Dies Natalis ISI kali ini mengusung tema Kreativitas Menuju Artistic Research University. selain diisi Pidato Ilmiah oleh Ali Ghufron Mukti, juga diwarnai dengan pemberian penghargaan kepada doktor baru, alumni berprestasi, dan purna tugas. Sementara rangkaian kegiatan Dies Natalis di antaranya tirakatan dan mocopat, pentas seni pertunjukkan , pergelaran wayang kulit semalam suntuk, serta Pameran Seni Rupa dan Desain bertajuk Talu.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif