Jogja
Sabtu, 16 Juli 2016 - 17:55 WIB

INFO JOGJA : Asrama Papua di Jalan Kusumanegara Masih Dijaga Ketat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan aparat kepolisian berjaga di depan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kusumanegara Jogja, Jumat (15/7/2016). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Info Jogja terkini dari aksi yang terjadi di Asrama Papua Jalan Kusumanegara, kawasan tersebut masih dijaga ketat aparat

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Aparat gabungan dari Kepolisian Resort Kota Jogja dan Polda DIY masih masih berjaga di sekitar Asrama Papua Kamasan I, Jalan Kusumanegara, Umbulharjo, Jogja, Sabtu (16/7/2016). Meski sebagian besar mahasiswa Papua yang sempat terkepung sudah meninggalkan asrama.

Seratusan mahasiswa Papua sempat terjebak di dalam asrama sejak Kamis (15/7/2016) pagi hingga Jumat dini hari. Mereka yang berencana menggelar aksi damai terkait hak menentukan nasib sendiri di Papua Barat, tidak bisa keluar asrama karena dikepung polisi dan sejumlah ormas.

Bahkan, menurut Juru Bicara Persatuan Rakyat Pembebasan Papua Barat, Roy Karoba, mahasiswa dibiarkan kelaparan di dalam asrama. Pasokan makanan ke dalam asrama sulit masuk. Bahkan mobil PMI yang akan membawa logistik ke dalam asrama tertahan depan asrama hingga akhirnya logistik dibawa kembali ke Markas PMI DIY.

Advertisement

“Sampai pukul 21.30 WIB kami tanpa makan,” kata Roy.

Tidak hanya itu, delapan mahasiswa Papua juga ditangkap polisi dan dibawa ke Polda DIY. Kedelapan mahasiswa itu baru dibebaskan pada Jumat dini hari. Sementara satu orang ditetapkan sebagai tersangka dengan tuduhan penganiayaan kepada polisi.

Roy heran karena penangkapan itu tanpa alasan yang jelas, karena sebenarnya yang ditangkap itu hendak membawa makanan ke dalam asrama. “Justeru kami dihajar bahkan satu orang yang jadi tersangka kakinya masih pincang,” ujar Roy.

Advertisement

Roy mengaku selama di dalam asrama semua mahasiswa tidak ada yang melakukan perlawanan. Justeru mahasiswa Papua mendapat perlakuan yang tidak manusiawi. Ormas dibiarkan mendekat sampai pintu gerbang asrama spanduk antisparatis, melempar, hingga meneriakan kata-kata cacian kepada Mahasiswa Papua, dan kondisi itu dibiarkan oleh polisi.

Meski sempat ada yang terpancing, kata Roy, namun mahasiswa Papua tetap menahan diri tidak melakukan pembalasan. Meski demikian, Roy merasa polisi seolah-olah ingin mendiskreditkan mahasiswa Papua.

Menurut Roy, para mahasiswa Papua berkumpul di Asrma Kamasan 1 dalam rangka menggelar kegiatan Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi Papua Barat. Aksi itu sudah berlangsung sejak 13 Juli lalu, dengan rangkaian acara pentas budaya, mimbar bebas, dan rencananya kegiatan akan ditutup dengan longmarch dari Asrama Kamasan 1 sampai Titik Nol Kilometer Jogja pada 15 Juli.

“Rencana longmarch batal demi keamanan, karena melihat situasi,” katanya. Aparat kepolisian dan ormas sejak pagi hari sudah menghadang upaya aksi damai dengan longmarch tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif