News
Jumat, 15 Juli 2016 - 15:00 WIB

RS Karya Medika II Tambun Bekasi Pakai 2 Vaksin Palsu Anak Sejak 2012

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin BCG yang didistribusikan ke puskesmas. (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Vaksin palsu untuk anak dipakai RS Karya Medika II Tambun Bekasi sejak 2012.

Solopos.com, BEKASI — Rumah Sakit (RS) Karya Medika II Tambun, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat, membenarkan ada lima vaksin palsu. Pengakuan itu diungkapkan pascatertangkapnya pemilik CV Azka Medical, namun mereka menyebut hanya ada dua vaksin yang digunakan untuk anak-anak.

Advertisement

“Dua vaksin palsu yang digunakan itu antara lain PPD dan Engerix B Pediatal,” kata Direktur RS Karya Medika II, Tambun, Kecamatan Tambun, dr. Dominggus M. Efruan Mars, di Tambun, Jumat (15/7/2016).

Sedangkan tiga vaksin palsu lain yang terdeteksi di antaranya Engerix B Adult, ABU (vaksin khusus bisa ular), dan ATS, tidak digunakan di RS itu.

Menurut dia pembelian vaksin ini awal mulanya penawaran dari CV Azka Medical melalui email. Setelah itu, terjadilah kerja sama sejak 2012 sampai terungkapnya kasus vaksin palsu.

Advertisement

Pembelian ini dikarenakan persediaaan obat maupun vaksin kosong, sehingga dilakukan pembelian dari beberapa distributor yang sudah menjadi langganannya. Setelah terungkapnya kejadian ini, pihak RS belum melakukan pemeriksaan ulang kepada pasien terkait efek samping yang ditimbulkannya.

Saat ini, sedang dilakukan pengumpulan rekap medis (data pasien yang menggunakan vaksin palsu) untuk dilakukan tindak lanjut dengan penanganan medis. Ia menambahkan bahwa RS tetap bertanggungjawab soal penggunaan vaksin palsu itu. Saat ini, mereka sedang melakukan uji laboratorium guna mengetahui efek samping yng ditimbulkan khususnya anak-anak.

Oleh karena itu, dia meminta pasien yang telah mendapatkan dua vaksin itu agar bersabar karena sedang dilakukan pendataan ulang. Sementara itu salah seorang warga dari Cibitung, Ny Heti, 35, bersama anaknya mendatangi RS Karya Medika II. Mereka meminta pertanggungjawaban terkait vaksin palsu karena mereka menerima vaksin itu sejak tujuh bulan lalu.

Advertisement

Menurut dia, semenjak disuntik menggunakan vaksin itu, metabolisme tubuh menjadi lemah dan mudah sakit. Untuk itu meminta agar ditindak lanjuti dengan dilakukan uji laboratorium agar dapat dipastikan apakah menurunnya metabolisme tubuh tersebut disebabkan vaksin yang sudah disuntikkan beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan Kementerian Kesehatan mengatakan sebanyak 14 rumah sakit dan delapan bidan di Bekasi dan Jakarta Timur terbukti telah menggunakan vaksin palsu. Adapun distributor yang menjual vaksin kepada 14 rumah sakit dan enam bidan tersebut berasal dari CV Azka Medika yang dilakukan oleh perseorangan bernama Juanda.

Dia menjelaskan salah satu penyebab bocornya vaksin palsu ke pasar farmasi di fasilitas kesehatan (faskes) adalah kelangkaan vaksin impor. “Waktu itu ada kelangkaan vaksin impor. Saya dapat info dari dokter anak yang memberikan vaksin ini. Vaksin impor bisa sama dengan vaksin Biofarma misal DPT, tapi masyarakat menengah ke atas dan rumah sakit swasta lebih suka yang impor,” katanya di sela-sela rapat tindakan lanjutan vaksin palsu di DPR, Kamis (14/7/2016).

Dia menjelaskan hal tersebut karena efek dari vaksin Biofarma menyebabkan demam, sedangkan vaksin impor tidak. Padahal menurutnya tidak semua vaksin biofarma tidak menyebabkan rasa sakit. Kelangkaan vaksin impor terjadi karena stok dari negara eksportir memang kosong dan pemenuhan oleh vaksin biofarma dinilai sudah mencukupi kebutuhan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif