Jogja
Jumat, 15 Juli 2016 - 03:20 WIB

PERTANIAN BANTUL : Pernah Kebanjiran, Dua Hektare Lahan Cabai Mangkrak

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pertanian Bantul di Bambanglipuro belum dapat dimanfaatkan lagi.

Harianjogja.com, BANTUL — Sebanyak dua hektare lahan cabai di Desa Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul kini mangkrak akibat dihantam banjir beberapa waktu lalu. Petani hingga kini menderita kerugian.

Advertisement

Lahan bekas tanaman cabai itu antara lain tersebar di Dusun Plebengan. Sejak dilanda banjir pada Juni lalu, lahan-lahan tersebut kini terlantar dibiarkan begitu saja oleh petani.

“Mau ditanami tanaman tanah masih basah, harus menunggu kering. Ditanami cabai justru mati karena banjir, akhirnya dibiarkan saja. Sebagian petani baru mau mulai menanam lagi,” tutur Dinem salah seorang petani cabai disambangi di Sidomulyo, Rabu (13/7/2016).

Keluarga Dinem menanam cabai hingga 10.000 meter persegi termasuk saudara-saudaranya. Tanaman di seluruh lahan tersebut rusak dihantam banjir. Dinem sendiri mengalami kerugian hingga sepuluh juta rupiah. Biaya bibit, pupuk dan peralatan pertanian seperti plastik mulsa yang telah ia keluarkan kini tak berbuah hasil sepeser pun.

Advertisement

“Cabai itu kan rentan sekali. Waktu banjir di sini tertutup air semua, tanaman langsung mati. Baik air dari atas karena hujan maupun dari limpahan irigasi,” papar dia. Harusnya kata Dinem, ia kini sudah memanen cabai dan menjualnya ke pasar. Saat banjir menghantam, tanaman cabai milik Dinem sebagian sudah berbunga dan ada yang siap panen.

Zahrowi, petani cabai lainnya mengungkapkan ada sekitar dua hektare lahan cabai di dusunnya yang kini terlantar akibat banjir. Para petani salah memperkirakan cuaca.

“Dikiranya enggak hujan ternyata hujan,” ungkap Zahrowi.

Advertisement

Ia berharap, pemerintah segera menurunkan bantuan kepada petani cabai. Sejatinya kata dia, jauh hari sebelum banjir terjadi ada rencana Pemerintah Pusat menggelontorkan bantuan kepada petani cabai lewat Dinas Pertanian dan Kehutanan namun sampai sekarang bantuan itu belum turun. Bantuan tersebut berupa barang yaitu pupuk dan plastik mulsa.

Bantuan pupuk dan peralatan pertanian akan meringankan beban petani cabai yang kini merugi akibat banjir. Ke depan kata dia, petani akan kembali memulai menanam cabai meski dengan perasaan was-was karena cuaca tidak menentu.

“Menanam cabai ini pakai spekulasi saja. Harusnya sudah memasuki kemarau. Tapi enggak tahu kalau nanti hujan. Cuaca sekarang sudah sulit diprediksi,” lanjutnya lagi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif