News
Jumat, 15 Juli 2016 - 17:00 WIB

Kurs Rupiah Ditutup Melemah 23 Poin, BI Tak Ingin Penguatan Terlalu Cepat

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah ditutup melemah 23 poin hari ini setelah mengalami penguatan pesat sejak pengesahan UU Tax Amnesty.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,18% atau 23 poin ke Rp13.096/dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.054/dolar AS hingga Rp13.098/dolar AS, Jumat (15/7/2016).

Advertisement

Padahal, rupiah dibuka menguat tipis 0,05% atau 7 poin ke Rp13.066/dolar AS pada awal perdagangan Jumat pagi. Namun pada pukul 08.55 WIB, rupiah berbalik melemah 0,11% atau 14 poin ke Rp13.087 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini.

Sementara itu, kurs rupiah menembus Rp13.086/dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini. Data yang diterbitkan BI pada pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.086/dolar AS, terapresiasi tipis 0,015% atau 2 poin dari posisi Rp13.088/dolar AS kemarin, Kamis (14/7/2016).

Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.086/dolar AS, terapresiasi tipis 0,015% atau 2 poin dari posisi Rp13.088/dolar pada posisi kemarin. Kurs jual ditetapkan di Rp13.151 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.021 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp130.

Advertisement

Rupiah sebenarnya berpotensi kembali menguat hari ini. Namun, penguatan rupiah yang lebih cepat dibanding kurs mata uang Asia dan BI juga menekankan ketidakinginan melihat rupiah yang menguat terlalu cepat. Hal itulah yang membuat ruang penguatan menjadi terbatas dalam jangka pendek.

“Pelemahan dolar AS dan penguatan minyak masih akan memberikan sentimen positif terhadap rupiah dengan tekanan sebaliknya datang dari data Tiongkok,” katanya dalam riset, Jumat (15/7/2016).

Pada sisi lain, diluar perkiraan, BoE justru tidak memangkas suku bunga acuan serta tidak menambah target pembelian obligasi. Pound sterling langsung menguat sehingga menyebabkan indeks dolar AS tertekan di tengah berlanjutnya pelemahan yen.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif