Jogja
Jumat, 15 Juli 2016 - 05:20 WIB

INFRASTRUKTUR BANTUL : Bantu Mobilitas Warga, Jembatan Nambangan yang Rusak Kembali Dipergunakan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melintasi Jembatan Nambangan yang ada di Dusun Nambangan, Seloharjo, Pundong, Bantul, Rabu (13/7/2016). Meskipun sudah pernah ditutup oleh pemerintah karena kondisinya yang rusak dan berbahaya namun masyarakat kembali membuka jembatan ini untuk kepentingan warga sekitar.(Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Infrastruktur Bantul berupa perbaikan jembatan perlu segera dilakukan.

Harianjogja.com, BANTUL — Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Bantul memberikan perhatian serius terhadap keluhan warga di Dusun Nambangan Desa Seloharjo, Pundong, Bantul. Pasalnya jembatan gantung di wilayah tersebut tidak layak digunakan.

Advertisement

Jembatan yang pernah ditutup oleh pemerintah tersebut sekarang kembali dibuka dan digunakan warga sekitar. Sebab jembatan ini dianggap membantu mobilitas warga dari dua desa yaitu Desa Seloharjo dan Desa Srihardono.

Kepala DPU Kabupaten Bantul, Heru Suhadi mengatakan jembatan yang berstatus jalan inspeksi atau jalan untuk pantuan irigasi ini sejak awal pembangunan yakni tahun 2004 menjadi jalur tembusan utama bagi masyarakat setempat.

Advertisement

Kepala DPU Kabupaten Bantul, Heru Suhadi mengatakan jembatan yang berstatus jalan inspeksi atau jalan untuk pantuan irigasi ini sejak awal pembangunan yakni tahun 2004 menjadi jalur tembusan utama bagi masyarakat setempat.

Dalam perkembangan, jembatan gantung Nambangan menjadi sangat tidak layak digunakan. Banjir lahar dingin erupsi gunung Merapi tahun 2010 mengakibatkan tiang penyangga jebol.

”Sekarang kondisi tiang penyangga masih miring, seharusnya pemerintah desa setempat tanggap untuk melarang warga tidak melintasi jembatan. Sementara itu tahun 2011 pemerintah sudah menutup jembatan agar tidak dilintasi warga, namun entah dengan alasan karena menjadi jalur penghubung terdekat kemudian jembatan dibuka kembali,” kata Heru, Rabu (13/7/2016).

Advertisement

“Tahun 2014 sudah diusulkan untuk pembangunan, namun setelah mengecek lokasi dikarenakan di ujung jembatan ada bangunan cagar budaya berupa pintu plat baja yang dulunya dibangun untuk menahan air luapan sungai Opak agar tidak masuk ke Dusun Nangsri, jadi pembangunan memerlukan pengkajian ulang waktu itu,” ujarnya.

Rute Alternatif Dapat Digunakan

Lebih lanjut Heru, mengatakan pihaknya akan segera mensikapi serius permasalahan ini. Adapun papan kayu jembatan dinilai tidak layak, bahkan mengancam keselamatan pengguna jalan. Dia berharap keberadaan jembatan Soka yang baru dibangun di Desa Panjangrejo Pundong menjadi rute alternatif masyarakat selama menunggu kebijakan untuk pembangunan jembatan gantung Nambangan tersebut.

Advertisement

”Segera akan kita sikapi,dengan menutup kembali jembatan dan sementara untuk tidak digunakan, kita akan ajak pemerintah desa untuk memberikan pengarahan terhadap masyarakat sekitar,” katanya.

Sementara itu warga sekitar jembatan, Pita mengatakan adanya jembatan tersebut sangatlah membantu masyarakat. Sebab jarak tempuh melalui jembatan itu hampir 200 meter, sedangkan jalan lain mencapai enam kilometer.

“Warga memang lebih senang menggunakan jembatan ini dikarenakan sangat dekat untuk menghubungkan dua daerah Seloharjo dan Srihardono, anak-anak sekolah dan para pegawai di dua wilayah tersebut juga sampai sekarang lebih memilih melintasi jembatan Nambangan ini demi mobilitas mereka,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif