Soloraya
Jumat, 15 Juli 2016 - 14:00 WIB

AGENDA BUDAYA SOLO : Keraton: Lebih Enak Tanpa Dana Pemerintah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Keraton Solo (JIBI/dok/ilustrasi)

Agenda Budaya Solo, Keraton merasa lebih nyaman menggelar kegiatan tanpa dana pemerintah.

Solopos.com, SOLO – Keraton Solo merasa lebih leluasa dalam menyelenggarakan setiap agenda budaya mereka tanpa bantuan dana dari pemerintah.

Advertisement

Hal tersebut disampaikan Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, K.P. Winarno Kusumo, saat berbincang dengan Espos seputar pengembangan pariwisata Keraton, Jumat (15/7/2016). Menurut dia, Keraton Solo merasa lebih tenang saat menyelenggarakan agenda budaya dengan dana sendiri karena tidak dihantui dengan bayang-bayang tuntutan pemerintah.

“Ternyata lebih tenang dan enak sekarang tanpa bantuan dari pemerintah. Kami bisa menggelar agenda budaya tanpa harus ikut ketentuan ini dan itu dari pemerintah. Ya jalan saja sesuai aturan adat Keraton sekarang,” kata Winarno.

Winarno mengatakan sejak 2010 Keraton Solo tidak sama sekali mendapat sokongan dana dari pemerintah kota (Pemkot) Solo maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dan penerintan pusat untuk meyenggarakan berbagai agenda budaya. Dia mengkalim, Keraton selama ini bisa melaksanakan agenda budaya secara mandiri dengan menggunakan dana yang berhasil dikumpulkan Lembaga.

Advertisement

“Sekarang malah enak. Tidak perki repot-repot bikin laporan pertanggungjawaban juga ke pemerintaj kalau buat acara. Meski menggunakan anggaran seadanya, Keraton tetap bisa menggelar semua agenda budaya, mulai dari kirab sampai grebek yang juga bisa dinikmati masyarakat,” ujar Winarno.

Ditanya jumlah dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan semua agenda budaya Keraton dalam setahun, Winarno tidak bisa menyebutkan. Dia hanya memastikan Keraton masih sanggup menyediakan dana sendiri dalam menggelar berbagai agenda budaya. Disinggung soal promosi pariwisata, Winarno menyebut, Keraton biasa-biasa saja karena sudah banyak masyarakat yang mengetahui agenda Keraton.

“Keraton kan jelas jadi ikon dan daya tarik wisata di Solo. Kalau pemerintah mempromosikan agenda Keraton ya silakan saja. Kebanyakan masyarakat kan sebenarnya sudah bisa memprediksi agenda budaya Keraton berlangsung kapan saja, misalnya Grebeg Syawal kemarin. Masyarakat otomatid akan datang ke Keraton setelah Lebaran,” jelas Winarno.

Advertisement

Disinggung soal dana yang diperoleh lembaga Keraton, Winarno membeberkan, berasal dari hasl pengelolaan aset-aset sendiri, seperti museum, Alun-alun Kidul (Alkid) dan lain sebagainya. Dia menjabarkan, Keraton mampu mengumpulkan dana senilai Rp15 juta per bulan dari hasil penjualan tiket masuk ke museum. Mereka juga mendapat pemasukan dari retribusi PKL di Alkid.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif