Soloraya
Kamis, 14 Juli 2016 - 01:30 WIB

TENAGA KERJA BOYOLALI : 95% Pemagang di Jepang Kembali ke Tanah Air

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi magang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Tenaga kerja Boyolali, mayoritas pemagang kerja di Jepang memilih kembali ke Indonesia.

Solopos.com, BOYOLALI–Sekitar 95% para tenaga magang Jepang yang diberangkatkan dari wilayah Boyolali kembali ke tanah air. Sisanya, diangkat menjadi tenaga kerja tetap di Jepang karena memiliki keahlian dan kemampuan yang disyaratkan.

Advertisement

Direktur Umum Lembaga Pendidikan dan Keterampilan (LPK) Ohayou Indonesia, Rubadi, mengatakan syarat menjadi tenaga kerja tetap di Jepang cukup ketat. Setidaknya ada lima tingkatan atau seleksi yang harus dimiliki para tenaga magang Indonesia agar layak menjadi tenaga kerja tetap di Jepang. Lima seleksi itu meliputan keterampilan dan keahlian khusus, etos kerja, bahasa, serta budaya dan tradisi Jepang.

“Rata-rata tenaga magang dari wilayah Boyolali dan sekitarnya hanya mampu memenuhi dua kriteria saja. Selesai kontrak magang, biasanya kembali lagi ke Tanah Air,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya di Kecamatan Nogosari, Rabu (13/7/2016).

Menurut Rubadi, etos kerja yang ditanamkan Jepang kepada tenaga pemagang asal Indonesia, khususnya Boyolali dan sekitarnya, sangatlah tinggi. Tak hanya itu, kedisiplinan serta perilaku (attitude) menjadi penentu layak tidaknya seorang pemagang bisa memenuhi kualifikasi sebagai tenaga kerja Jepang.

Advertisement

“Di Jepang, kedisiplinan sangat diutamakan. Kerja kalau delapan jam, ya delapan jam. Selebihnya adalah lembur,” terangnya.

Selama dua tahun, jelasnya, setidaknya ada sekitar 90 lulusan LPK Ohayou Indonesia yang telah magang di Jepang. Mereka ada yang magang di industri pengecoran logam, pengalengan, dan pengecatan. Dari testimoni mereka, kata Rubadi, rata-rata merasa puas dan mendapatkan banyak pengalaman berharga.
“Terutama kedisplinan dan etos kerjanya,” paparnya.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Boyolali, Purwanto, membenarkan bahwa syarat menjadi pekerja di Jepang tidaklah mudah. Meski demikian, ia mendorong agar lulusan magang di Jepang bisa kembali ke Tanah Air. Tujuannya tak lain agar bisa berwirausaha mandiri dan menularkan semangat kerja ke lingkungannya. Apalagi, sambungnya, saat ini lulusan pemagang akan mendapatkan suntikan modal usaha.

Advertisement

“Jumlahnya tak terbatas. Siapapun yang lulus magang di Jepang, akan diberikan modal kerja,” terangnya.

Pembukaan pemagangan ke Jepang, kata Purwanto, akan dibuka hingga Oktober nanti. Pihaknya telah menggandeng LPK-LPK di wilayah Boyolali untuk menjaring warga yang berminat ikut magang di Jepang.

“Jumlah warga yang mendaftar kami belum tahu karena masih di LPK-LPK. Nanti menjelang Oktober dan seleksi akan kelihatan,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif