Soloraya
Kamis, 14 Juli 2016 - 06:00 WIB

INVESTASI SOLO : Hingga Mei, Nilai Investasi Tembus Rp3,9 Triliun

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Investasi Solo hingga Mei mencapai Rp3,9 triliun.

Solopos.com, SOLO—Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kota Solo mencatat perolehan nilai investasi hingga Mei mencapai Rp3,9 triliun. Nilai tersebut jauh melampaui target ditetapkan tahun ini Rp2,5 triliun.

Advertisement

Sektor perdagangan dan reparasi menjadi penyumbang terbesar nilai investasi di Kota Bengawan. Hal itu disampaikan Kepala BPMPT Toto Amanto ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Rabu (13/7/2016). Toto mengemukakan penetapan target mengacu pada realisasi investasi 2015 lalu tercatat Rp2,3 triliun.

“Tapi, ini baru sampai Mei saja nilai investasi yang berhasil kami catat mencapai Rp3,9 triliun. Artinya sudah melampaui dari yang kita targetkan Rp2,5 triliun,” kata Toto.

Advertisement

“Tapi, ini baru sampai Mei saja nilai investasi yang berhasil kami catat mencapai Rp3,9 triliun. Artinya sudah melampaui dari yang kita targetkan Rp2,5 triliun,” kata Toto.

Toto mengemukakan pertumbuhan ekonomi di bidang reparasi dan perdagangan, seperti jasa servis elektronik paling mendominasi investasi di Kota Bengawan. Dimana nilai investasi sektor tersebut tercatat Rp1,47 triliun. Sementara sektor transportasi, gudang dan komunikasi peringkat kedua penyumbang investasi, dengan nilai Rp853,6 miliar.

Disusul pertumbuhan hotel dan restoran serta jasa lainnya senilai Rp807 miliar. Meningkatnya pertumbuhan investasi di Solo tidak terlepas dari kemudahan dalam proses pengurusan perizinan di Pemkot. Hal ini dinilai berdampak positif pada pertumbuhan investasi itu sendiri. Toto menyakini nilai investasi masih akan terus bergerak hingga akhir tahun nanti.

Advertisement

“Kami memberikan kelonggaran kepada investor untuk mengangsurnya. Tapi ada syaratnya, tidak boleh lebih dari satu triwulan,” katanya.

Toto mengatakan kebijakan hanya diberikan bagi investor yang akan berivestasi di wilayah solo utara. Sedangkan untuk investasi di Solo tengah dan selatan tidak diberikan tawaran tersebut. Toto mengaku selama ini pengembangan kota masih terpusat di wilayah Solo tengah dan selatan. Sedangkan untuk wilayah Solo utara belum banyak dilirik oleh para investor. Padahal beragam kemudahan telah diberikannya. Toto terus fokus dalam pengembangan wilayah Solo utara. Hal ini sesuai dengan arah kebijakan Wali Kota Solo dalam pengembangan Solo utara. Pemkot tidak ingin membuat kawasan Solo bagian utara seperti Mojosongo dan sekitarnya menjadi kawasan pinggiran.

“Termasuk, kami siap memberi kemudahan bagi investor yang akan membangun pusat perbelanjaan di Terminal Tirtonadi. Sejauh ini belum ada pengajuan izin SIUP TDP yang masuk ke BPMPT,” katanya.

Advertisement

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo melarang penambahan mal atau pusat perbelanjaan di kawasan Solo tengah. Pemkot mulai mengarahkan pengembangan ke wilayah Solo utara, seperti kawasan Mojosongo dan sekitarnya.

“Setop pembangunan mal di tengah kota. Kalau mau bangun ya di Solo utara, tidak mau ya sudah tidak kami keluarkan izinnya,” ujar Rudy, sapaan akrabnya.

Rudy mengatakan penataan Solo utara sejalan dengan pengoperasian jalan tol Solo-Kertosono (Soker). Dia mengatakan kawasan Solo utara dibidik menjadi central business district (CBD) atau daerah pusat kegiatan. Tiga kawasan segitiga meliputi Tirtonadi, Komplang dan Joglo ditetapkan sebagai CBD Solo utara bagian barat. Sedangkan Kawasan Mojosongo sebagai CBD Solo utara bagian timur.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif