News
Rabu, 13 Juli 2016 - 22:45 WIB

KAPOLRI BARU : Langkah Tito Karnavian Jadikan Polri Humanis dan Non Koruptif

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kiri) bersama Jend. Badrodin Haiti, yang digantikannya, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7/2016) siang. (Setkab.go.id)

Kapolri baru Tito Karnavian resmi dilantik.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan dua tugas utama kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian, saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7/2016) siang

Advertisement

Kedua tugas utama itu adalah menjaga persatuan dan kekompakan internal Polri, dan melakukan reformasi menyeluruh di tubuh Polri.

Tito cukup optimistis bisa membangun organisasi Polri, di semua level, baik di level pimpinan karena dirinya menyadari banyak senior, ada junior. Ia menunjuk respons dukungan yang mengalir dari hampir semua yang bintang 2 ke atas hadir yang ada di Jakarta, kemudian yang bintang 3 yang hadir dalam pelantikannya.

“Saya kira banyak memberikan dukungan, sepanjang dalam rangka membangun Polri. Karena itu adalah komitmen kami bersama adalah untuk membangun Polri, Polrinya baik maka akan bermanfaat bagi perkembangan demokrasi dan sistem pemerintahan, termasuk menjadi negara dan bangsa yang kuat,” kata Tito menjawab wartawan seusai pelantikan dirinya sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7/2016) siang.

Advertisement

Adapun mengenai reformasi kepolisian, yang berhubungan dengan masalah kultur perilaku anggota yang lebih humanis, perilaku non koruptif, itu ditekan semaksimal, diakui Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu membutuhkan waktu karena akan berhubungan dengan kesejahteraan, arogansi kekuasaan, dan kewenangan.

Menurut Kapolri, ada program yang akan ia luncurkan mengenai hal ini. Mengenai rekrutmen misalnya, ia akan mencari orang-orang yang baik, orang yang tepat untuk menjadi polisi, karena rekrutmen seleksi awal , 70% akan menentukan  kinerja.

“Kalau dari awal salah pemilihannya, mereka bukan lagi menjadi pengayom tapi menjadi perusak masyarakat. Dan mereka memiliki kewenangan,” ujarnya sebagaimana dilansir situs Setkab.go.id, Rabu.

Advertisement

Kapolri menjelaskan, pihaknya akan memberikan pendidikan yang baik, kurikulum yang baik. Budaya non koruptif dikembangkan di situ, termasuk pengiriman polisi yang muda-muda ke luar negeri melalui program beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).

Ia menyebutkan, ada 70 orang yang berangkat. “Kami harapkan ada regenerasi, mereka mendapatkan ilmu, di negara yang indeks korupsinya rendah, kita harapkan mereka membawa kultur saat pulang ke sini, kultur mereka mindset mereka juga non koruptif,” papar Tito.

Adapun untuk peningkatan  kinerja, menurut Tito, pihaknya akan mendorong dengan pembentukan satgas-satgas. “Kinerja hal-hal yang penting, seperti terorisme, konflik, intoleransi, konflik masal, itu menjadi fokus utama saya,” terangnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif