Jogja
Rabu, 13 Juli 2016 - 20:20 WIB

IMPOR DAGING : Perlukah Jogja Impor Daging Kerbau?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Impor daging kerbau di DIY masih dipertimbangkan

Harianjogja.com, JOGJA — Rencana pemerintah mengimpor daging kerbau pada pekan ketiga dan keempat bulan ini dipastikan belum bisa diterapkan di DIY.

Advertisement

Hal ini dikarenakan sampai kini Perum Bulog DIY masih membutuhkan waktu untuk melakukan survey mengenai perlu tidaknya daging kerbau asal India tersebut masuk ke wilayahnya.

“Kami lakukan survey terlebih dahulu. Jika memang dirasa dibutuhkan maka akan kami lakukan. Kewenangan impor sebenarnya ada di tangan pemerintah pusat,” ujar Kepala Perum Bulog Divre DIY M Sugit Tedjo Mulyono, Selasa (12/7/2016).

Advertisement

“Kami lakukan survey terlebih dahulu. Jika memang dirasa dibutuhkan maka akan kami lakukan. Kewenangan impor sebenarnya ada di tangan pemerintah pusat,” ujar Kepala Perum Bulog Divre DIY M Sugit Tedjo Mulyono, Selasa (12/7/2016).

Menurutnya, keputusan untuk meminta daging kerbau impor akan dilakukan jika harga daging sapi dipasaran masih tinggi. Nantinya, daging kerbau impor yang dikirim secara bertahap tersebut juga belum ada kejelasan apakah dalam bentuk potongan daging beku.

Ia mengungkapkan, dari 60 ekor sapi yang disiapkan oleh Bulog, sampai kini masih ada 33 ekor sapi belum disembelih.

Advertisement

“Selain itu, mulai Senin [11/7/2016], kami mulai melakukan operasi pasar. Operasi pasar dilakukan sampai harga kebutuhan dan daging sapi kembali stabi,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Asosiasi Peternak Sapi Segoroyoso, Bantul, Ilham Ahmadi menyatakan menolak kebijakan yang bakal dilakukan oleh pemerintah.

Kebijakan mengimpor daging kerbau dari India dinilainya justru akan berdampak negatif. Selain India yang dikenal belum lolos penyakit mulut dan kuku, kebijakan impor justru akan mematikan para peternak.

Advertisement

“Untuk itu kami menolak. Kebijakan itu tidak hanya menzolimi peternak, namun juga para konsumen,” tegasnya.

Ia menambahkan, jika kebijakan impor ini diberlakukan, dikhawatirkan ada percampuran daging sapi dan kerbau di pasar. Alhasil, konsumen bakal mengalami kerugian karena praktik pencampuran daging tersebut.

Meski demikian, sejauh ini belum ada aksi dari peternak sapi di DIY untuk menolak rencana itu. Pertemuan dengan Bulog DIY untuk mencegah realisasi impor juga belum dilakukan.

Advertisement

“Kami hanya minta agar kebijakan ini ditinjau ulang. Karena yang dirugikan tidak hanya peternak,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif