Soloraya
Selasa, 12 Juli 2016 - 04:00 WIB

PKL Solo : DPRD Desak Pemkot Bijak Tangani Pedagang Sunday Market

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PKL masih bertahan dengan menggelar lapak di jalan yang melingkari lapangan sepak bola di kompleks Stasion Manahan sisi utara, Minggu (29/5/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, DPRD meminta Pemkot bijak ambil keputusan penutupan Sunday Market.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah legislator meminta Pemkot mengkaji ulang penutupan Sunday Market hingga lima pekan untuk perhelatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas). Penutupan yang terlalu lama dikhawatirkan berdampak pada pemasukan pedagang serta eksistensi kegiatan.

Advertisement

Anggota Komisi III, Suharsono, meminta Pemkot memertimbangkan kembali penutupan Sunday Market yang terhitung Minggu (17/7/2016/2016) hingga Minggu (14/8/2016). Menurut Suharsono, harus ada alasan rasional yang membuat kegiatan harus libur sampai lima pekan. Harteknas rencananya digelar di Stadion Manahan, 8-10 Agustus.

“Jika alasannya persiapan acara, detail persiapannya seperti apa harus dijelaskan. Apa betul pedagang mengganggu? Ini menyangkut urusan perut pedagang dan keluarganya,” ujar Suharsono saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (11/7/2016).

Dia menilai peliburan Sunday Market hingga lima pekan sedikit berlebihan mengingat Harteknas hanya berlangsung tiga hari. Sebagai perbandingan, sebuah event olahraga internasional beberapa waktu lalu hanya berdampak penutupan Sunday Market selama dua pekan. Suharsono khawatir penutupan yang terlalu lama digunakan sejumlah pihak untuk pengondisian kasus dugaan penyelewengan retribusi Sunday Market. Hingga kini hasil pemeriksaan belum kunjung dilaporkan Inspektorat.

Advertisement

“Jangan-jangan ini hanya kedok untuk konsolidasi atau persiapan relokasi. Untuk relokasi, kami tidak menolak. Hanya sampai sekarang belum ada sosialisasi dan solusi pada pedagang sehingga relokasi mestinya tidak terburu-buru,” tutur legislator PDI Perjuangan (PDIP) tersebut.

Suharsono menambahkan penutupan kegiatan juga berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) kota. Dia menghitung pendapatan sedikitnya hilang Rp30 juta dari penutupan Sunday Market selama lima pekan. Pendapatan diasumsikan Rp6 juta per kegiatan. “Hal ini juga perlu menjadi pertimbangan.”

Ketua Fraksi Demokrat Nurani Rakyat DPRD, Supriyanto, mengatakan penutupan Sunday Market tak hanya merugikan pedagang melainkan juga pembeli. Dia menyebut perputaran ekonomi Sunday Market sangat besar dengan adanya 1.500 pedagang dan 3.000-an pembeli tiap kegiatan. “Kami minta Pemkot bijak. Jangan menutup kegiatan terlalu lama dengan alasan tidak mendasar,” tuturnya.

Advertisement

Menurut Supri, kegiatan Sunday Market tidak mengganggu Harteknas jika Pemkot mau memberi arahan-arahan khusus seputar aktivitas jualan. Dia meminta pedagang tidak dikorbankan dengan kebijakan-kebijakan sepihak. “Perlu urun rembug karena kebijakan penutupan bisa berdampak luas,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif