Soloraya
Selasa, 12 Juli 2016 - 07:10 WIB

BENDA PURBAKALA BOYOLALI : Warga Temukan Batu Tapak Bima di Sekitar Bukit Gancik

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Batu tapak Bima yang ditemukan di sekitar Bukit Gancik, Dusun Selo Nduwur, Desa Selo, Kecamatan Selo, Boyolali. (Istimewa)

Benda purbakala Boyolali berupak batu tapak bima ditemukan di sekitar Bukit Gancik.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Desa Selo, Kecamatan Selo, Boyolali, menemukan sebuah batu dengan jejak kaki di sekitar Bukit Gancik.

Advertisement

Warga meyakini dan menyebutnya dengan batu tapak Bima karena ditemukan di jurang atau Kali Bimo. Batu tapak Bima itu ditemukan sehari sebelum Lebaran, oleh Kadus I Selo Tengah, Desa Selo, Marsudi.

Saat itu, Marsudi berniat mengambil bebatuan di jurang yang jaraknya sekitar 50 meter dari Gancik Hilltop. Batu-batu itu rencananya untuk memperbaiki jalur naik ke Bukit Gancik. Di antara bebatuan, dia menemukan satu batu yang yang menempel pada tebing jurang dan agak berlubang.

Advertisement

Saat itu, Marsudi berniat mengambil bebatuan di jurang yang jaraknya sekitar 50 meter dari Gancik Hilltop. Batu-batu itu rencananya untuk memperbaiki jalur naik ke Bukit Gancik. Di antara bebatuan, dia menemukan satu batu yang yang menempel pada tebing jurang dan agak berlubang.

“Setelah saya gosok-gosok dan saya bersihkan, ternyata lubang pada batu itu membentuk telapak kaki,” kata Marsudi, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (11/7/2016). Tapak kaki yang ada pada batu tersebut berukuran panjang sekitar 35 cm-40 cm dan lebar 14 cm.

Saat ini, batu tapak Bima itu diletakkan di Bukit Gancik tepat dibawah tulisan Gancik Hilltop. “Kalau kepastian cerita sejarah tentang batu tapak Bima itu warga belum ada yang tahu. Tetapi sekitar tahun 1980-an lalu, di Kali Bimo itu pernah ditemukan batu serupa ada tapak kaki Bima,” kata Marsudi.

Advertisement

Menurut Marsudi, batu tapak Bima yang ditemukan di sekitar Bukit Gancik sama dengan temuan di Suroteleng, Selo, beberapa waktu lalu.

“Bentuknya sama, ukuran kakinya hampir sama, bedanya kalau di Suroteleng adalah tapak kaki sebelah kanan kalau yang di Gancik tapak kaki sebelah kiri. Kami ingin cari referensi sejarah siapa tahu dua batu tapak Bima ini ada kaitannya.”

Warga juga ingin menggali lebih dalam terkait temuan batu tapak Bima itu dengan cerita sejarah dan cerita rakyat yang ada di kawasan lereng Gunung Merbabu termasuk legenda tentang Bukit Gancik. Seperti diketahui, nama Gancik diambil dari sejarah Kyai Syarif yang tinggal di Merbabu pada tahun sebelum kemerdekaan. Jalur di bukit itu konon sering menjadi tempat gawe mancik [untuk pijakan] kyai.

Advertisement

“Gawe mancik saat kyai memandang alam sekitar dan gae becik. Dari makna ini kami berharap Selo menjadi desa yang berkembang,” kata pegiat Pokdarwis Selo, Ardi Asmara.

Selain itu, di kawasan itu juga ada empat tempat keramat yang berpotensi menjadi pendukung wisata di Bukit Gancik. Keempat tempat itu adalah Gua Jalak, Watu Buto, Watu Jonggol, dan Kali Gede.

Warga Selo, Joko Purnomo, mengatakan selama libur Lebaran, Gancik Hilltop dikunjungi ribuan wisatawan. “Batu tapak Bima menjadi daya tarik baru,” kata dia.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif