Soloraya
Senin, 11 Juli 2016 - 16:40 WIB

KEBAKARAN SRAGEN : Bakar Lahan Tebu, Warga Sambungmacan Alami Luka Bakar 40%

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Arjo Surat, 70, terbaring di salah satu ruang di Bangsal Mawar, RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen setelah mengalami luka bakar sekitar 40%, Senin (11/7/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Kebakaran Sragen terjadi di Sumberagung, Banaran, Sambungmacan.

Solopos.com, SRAGEN–Arjo Surat, 70, warga Dusun Jatisumo, Desa Jati, Sambungmacan, Sragen, mengalami luka bakar sekitar 40% di tubuhnya. Tubuhnya dilalap si jago merah ketika dia berusaha membakar lahan tebu miliknya seluas sekitar 4.000 meter persegi di kawasan Sumberagung, Banaran, Sambungmacan, Sabtu (9/7/2016) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Advertisement

Hingga Senin (11/7/2016), Arjo Surat masih meringkuk di Bangsal Mawar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soehadi Prijonegoro Sragen. Kejadian itu bermula ketika korban hendak membakar lahan tebu untuk memulai masa tanam. Lahan itu dipenuhi daun tebu yang sudah kering. Sebelum dibakar, dia mengumpulkan dedaunan kering itu bagian tengah lahan. Setelah api mulai membesar, korban berusaha menjauh. Namun, nahas korban malah jatuh terpeleset. Seketika itu, api menyambar tubuhnya. Dia berusaha bangun, namun tenaganya sudah tidak kuat untuk berlari.

”Beruntung saat itu ada orang yang mendengar teriakan dia. Orang itu lalu memberi pertolongan,” kata adik ipar korban, Tukiman, 60, kala berbincang dengan Solopos.com di rumah sakit.

Korban mengalami luka bakar di wajah, kedua lengan, punggung dan kedua kaki. Sebelumnya, keluarga membawa korban ke puskesmas setempat, namun dia akhirnya dirujuk ke RSUD Soehadi Prijonegoro. Sampai di rumah sakit dia diperiksa oleh dokter spesialis bedah. Luka bakar di kedua lengan dia sudah diperban. Namun, luka di bagian lain belum diperban.

Advertisement

”Dia masih bisa bicara, makan dan minum meski harus dibantu. Namun, untuk buang air kecil belum bisa,” kata Suginem, 67, istri korban.

Tukiman dan Suginem berharap tim dokter rumah sakit bisa cepat menangani keluhan pasien. Menurut Tukiman, sedianya operasi untuk membersihkan luka korban digelar Minggu (10/7/2016). Namun, operasi itu akhirnya dibatalkan tanpa ada keterangan kepada pihak keluarga.

Sementara itu, Kabid Pelayanan RSUD Soehadi Prijonegoro dr. Finuril Hidayati menjelaskan penanganan korban kebakaran sudah ada standar operasional prosedur (SOP). Langkah pertama yang dilakukan dokter adalah menyelamatkan jiwa korban. Pencegahan terhadap infeksi dan mengembalikan keseimbangan cairan, kata dia, harus dikedepankan dalam rangka menyelamatkan jiwa korban.
”Operasi itu harus menunggu hasil evaluasi dulu. Operasi itu langkah ke depan. Rekonstruksi bisa dipikirkan nanti. Yang terpenting selamatkan jiwa dulu,” terang Finuril.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif