Soloraya
Minggu, 10 Juli 2016 - 06:00 WIB

WISATA SOLO : Tari Kolosal Jaka Tingkir Jadi Puncak Acara Syawalan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berjubel menonton prosesi Jaka Tingkir, Minggu (3/8/2014). (JIBI/Solopos/dok)

Wisata Solo salah satunya mengandalkan acara Syawalan di Taman Satwa Taru Jurug.

Solopos.com, SOLO – Puncak acara Syawalan Jurug di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) tahun ini akan menampilkan Tari Kolosal Jaka Tingkir. Sajian itu dikonsep berbeda dari tahun lalu karena tidak menggunakan danau buatan sebagai tempat pertunjukan tari.

Advertisement

“Tahun ini kami ingin memberikan sajian berbeda untuk masyarakat. Kali ini kami lebih menonjolkan tari kolosalnya dan bukan tokoh Joko Tingkirnya. Jadi, kami tidak mengundang tokoh khusus untuk pemeran Jaka Tingkir seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Direktur Perusahaan Daerah (Perusda) TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Sabtu (9/7/2016).

Tari kolosal itu melibatkan 30 orang seniman dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dan Ketoprak Seniman Muda Surakarta (KSMS) dari Taman Balekambang. Tak hanya itu, Bimo juga tidak menggunakan danau buatan sebagai lokasi tari kolosal seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebagai gantinya, tari kolosal itu digelar di panggung dekat pintu masuk utama TSTJ.

Menurutnya, jika acara itu diadakan di danau buatan, kapasitas penonton hanya sedikit sehingga tidak semuanya bisa menonton pertunjukan itu. Ia berharap dengan konsep pertunjukan di atas panggung, bisa lebih banyak menjangkau para penonton.

Advertisement

Selain konsep pertunjukan yang berbeda, Bimo juga menambah jumlah ketupat yang akan disebarkan ke pengunjung TSTJ. Tahun lalu ada 3.000 ketupat, sedangkan tahun ini ia menyiapkan 5.000 ketupat. Ketupat tersebut akan disebar dari satu panggung utama dan dua panggung tambahan.

“Puncak acara syawalan itu berlangsung sekitar dua jam. Dimulai pukul 10.00 WIB dengan diawali tari kolosal Jaka Tingkir. Lalu, dilanjutkan dengan sebaran ketupat, kemudian Orkes Melayu Bajang Koplak, dan lawak Citro Mitro,” ujarnya.

Untuk menarik banyak pengunjung, Bimo menggencarkan promosi berupa pemasangan spanduk di tiga lokasi yakni di depan Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), kawasan Banjarsari, dan di dekat Jembatan Jurug. Spanduk itu berukuran 4×6 meter.

Advertisement

Selain itu, ia juga mempromosikan acara itu melalui siaran radio dan mobil informasi yang berkeliling di Soloraya. “Kami juga menggencarkan promosi lewat media sosial seperti twitter, facebook, website Pemerintah Kota Solo, dan bekerjasama dengan THR [Taman Hiburan Rakyat] Sriwedari. Kami juga memasang umbul-umbul di 10 lokasi di Jalan Slamet Riyadi,” tutur Bimo.

Bimo pun memprediksi pada acara puncak yang digelar Minggu (10/7/2016) itu bisa menarik 18.000 pengunjung. Jumlah itu lebih banyak dibanding tahun lalu yang bisa menyedot 15.000 pengunjung. Ia pun mengimbau masyarakat yang membawa mobil agar lebih pagi sehingga bisa mendapat lokasi parkir lebih dekat. Ia juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo untuk antisipasi membeludaknya parkir hingga di depan pintu halaman Jurug.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif