Soloraya
Minggu, 10 Juli 2016 - 13:30 WIB

LEBARAN 2916 : Karyawan Pabrik Sepatu Ramai-Ramai Tinggalkan Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karyawan pabrik dari kawasan industri Serang, Banten, berteduh menunggu jemputan bus Harta Sanjaya yang akan mengantar mereka balik ke Serang di Terminal Pilangsari Sragen, Sabtu (9/7/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016, karyawan pabrik sepatu dari Sragen mengikuti program mudik gratis.

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan orang memenuhi halte penumpang di belakang Terminal Pilangsari, Sragen. Mereka menunggu bus Langsung Jaya yang akan mengantar mereka kembali ke Serang, Banten secara gratis. Mereka merupakan karyawan pabrik sepatu di kawasan industri Serang. Saat mudik pun mereka menaiki bus yang difasilitasi perusahaan tempat mereka bekerja.

Advertisement

Satu bus sudah berlalu dengan penuh penumpang. Tinggal satu bus yang datang terlambat ke Terminal Pilangsari. David, 30, warga Dukuh Wates, Desa Plosokerep, Kecamatan Karangmalang, Sragen masih sabar menunggu bus terakhir. Dia kembali ke Serang bersama istrinya, Sulis, 36, dan kakaknya, Wanto, 35. David dan istrinya hanya pulang ke Sragen setahun sekali, yakni saat Lebaran dan menggunakan fasilitas bus gratis dari pabrik tempat istrinya bekerja, yakni PT Nicomas Gemilang Serang.

“Katanya bus datang pukul 10.00 WIB tapi hingga sekarang [hampir pukul 11.00 WIB] belum datang juga. Terpaksa kami menunggu sampai bus datang. Kalau pulang ke Serang dengan angkutan umum mahal. Tiketnya bisa sampai Rp400.000/orang. Padahal kalau hari biasanya hanya Rp200.000/orang,” kata David saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (9/7/2016).

Tak jauh dari tempat nongkrong David, rombongan keluarga dari Batu Jamus, Kerjo, Karanganyar juga menunggu bus yang sama. April Amdoni, 38, duduk bersama istrinya Sunarni, 30, dan tiga orang anaknya. Sunarni bekerja sebagai karyawan PT Pou Chen Indonesia yang memiliki grub perusahaan sepatu di Serang. Mereka mudik ke Batu Jamus yang terletak di perbatasan Sragen-Karanganyar setiap dua tahun sekali.

Advertisement

“Kami pulangnya selang-seling. Tahun ini pulang ke Sragen. Tahun depan mungkin mudik ke Sumatera. Ya, saya asli Sumatera. Dulu, kami pernah pulang ke Sragen membawa mobil pribadi tetapi ongkosnya mahal. Belum terkena macet lagi. Biasanya bisa sampai Rp1 juta untuk pulang pergi. Kalau naik bus begini kan enak tidak capai. Kalau macet yang kena kan sopirnya. Irinya bisa 10 kali lipat,” kata Amdoni.

Amdoni bersiap-siap kena macet lagi karena perjalanan balik ke Serang pada saat puncak arus balik. Seperti halnya waktu mudik sebelum Lebaran lalu juga terjebak macet di Brebes. Dia menyampaikan normalnya perjalanan Sragen-Serang ditempuh 13 jam. Kalau terkena macet, kata dia, bisa sampai 24 jam.

“Waktu macet di Brebes harga bensin satu liter sampai Rp35.000 karena langka,” sahut Angga, 20, warga Sukorejo, Mondokan yang duduk di belakang Amdoni. Pemuda bujangan itu baru bekerja dua tahun di pabrik sepatu Serang karena diajak kakaknya. Angga kembali ke Serang bersama kakaknya dan seorang tetangganya.

Advertisement

“Kami Senin besok sudah masuk kerja. Biasanya kami pulang setahun dua kali, yakni saat Lebaran dan Tahun Baru,” kata alumnus SMKN 1 Mondokan itu.

Advertisement
Kata Kunci : Lebaran 2016 Mudik Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif