Soloraya
Jumat, 8 Juli 2016 - 16:25 WIB

WISATA SOLO : Kepercayaan Meraih Berkah Sembari Melestarikan Grebeg Syawal

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Grebeg Syawal yang diadakan Keraton Solo setiap kali setelah Lebaran di halaman Kori Kamandoengan Keraton dan Masjid Agung, Jumat (8/7/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Wisata Solo Grebeg Syawal digelar Keraton Solo pada Jumat (8/7/2016).

Solopos.com, SOLO – Barisan prajurit Bregada Tamtama yang keluar dari Kori Kamandoengan Keraton Solo sambil membunyikan alat musik drum band mengawali prosesi Grebeg Syawal, Jumat (8/7) pukul 10.15 WIB. Di belakang puluhan prajurit berpakaian beskap hitam tersebut, ada rombongan abdi dalem yang mengusung dua gunungan besar ikut berjalan membelah kerumuman ratusan warga.

Advertisement

Para prajurit dan abdi dalem Keraton Solo berjalan beriringan mengarak dua gunungan besar dari Kori Kamandoengan Keraton Solo menuju halaman Masjid Agung Solo yang berjarak sekitar 700 meter (m). Gunungan berbentuk panjang dan lancip, serta berisi bermacam sayur-mayur disebut gunungan jaler. Sedangkan gunungan yang berbentuk lenih pendek dan lebar, serta berisi intip, ketan dan rengginang dinamakan gunungan estri.

Bukan hanya hanya prajurit Tamtama Begada dan abdi dalem, arak-arakan kedua gunungan juga dikawal ratusan prajurit Keraton Solo dari kelompok Prawira Anom, Jayeng Astra, Sorogeni, Doropati, dan Joyosura.

Advertisement

Bukan hanya hanya prajurit Tamtama Begada dan abdi dalem, arak-arakan kedua gunungan juga dikawal ratusan prajurit Keraton Solo dari kelompok Prawira Anom, Jayeng Astra, Sorogeni, Doropati, dan Joyosura.

Mereka mengenalkan busana dengan warga yang berbeda-beda sesuai identitas masing-masing. Busana para prajurit itu juga dilengkapi dengan bermacam bentuk senjata, seperti pedang, tombak, dan panah.

Sesampainya di Masjid Agung, dua gunungan kemudian didoakan Tafsir Anom atau takmir Masjid Agung. Tidak berselang lama setelah didoakan, gunungan jaler langsung diserbu ratusan warga di halaman Masjid Agung.

Advertisement

Setelah rombongan kembali sampai di halaman Kori Kamandungan Keraton Solo, warga yang telah menunggu lebih awal langsung menyerbut gunungan estri. Beberapa abdi dalem dan prajurit Keraton juga ikut berdesak-desakan untuk bisa mendapatkan isi gunungan. Wakil Pangageng Sasana Wilapa Keraton Solo, K.P. Winarno Kusumo, mengatakan gunungan selalu dibuat berpasangan, yakni jaler dan estri sebagai simbol kehidupan umat di dunia yang berawal dari perantara antara hubungan laki-laki dan perempuan.

“Pada saat pemerintahan Paku Buwono X jumlah gunungan sampai 12 pasang atau 24 buah. Jumlah gunungan saat itu sangat banyak. Tapi, sekarang hanya sepasang. Zaman kan sudah berubah. Meski demikian, gunungan tetap jadi rebutan warga. Mereka yang datang punya keyakinan bahwa sesuatu dari Keraton yang telah didoakan di Masjid Agung bisa membawa berkah,” ujar Winarno kepada Solopos.com, Jumat.

Winarno menjelaskan Grebeg Syawal selalu dilaksanakan setiap tahun pada hari kedua bulan Syawal. Menurut dia, ada tiga tujuan utama penyelenggaraan Grebeg Syawal, yakni sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah atas kemenangan yang diberikan kepada umat muslim yang menjalankan puasa. Kedua, memberi kepedulian kepada masyarakat atau manunggaling kawula gusti. Ketiga, memberi berkat karena gunungan bisa dimanfaatkan banyak warga.

Advertisement

Salah satu warga asal Demak, Harstanto Wiyono, 52, percaya akan mendapatkan berkah berupa kesehatan dan rezeki yang lancar setelah memperoleh ini gunungan yang diarak dalam Grebeg Syawal.

Dia langsung memakan rengginang yang didapat dari rebutan. Harstanto mengaku sampai menyisakan sebagian rengginang untuk dibawa pulang sehingga dimakan para anggota keluarga.

Pantauan Solopos.com di halaman Kori Kamandoengan Keraton, rengginang dan ketan di gunungan estri habis dalam waktu sekejap karena menjadi rebutan ratusan warga.

Advertisement

Sebagian warga bahkan sampai mencari sisa-sisa ketan dan rengginang yang tercecer di jalanan. Bukan hanya warga yang mencari rengginang dan ketan, gunungan juga dikerbungi wisatawan yang sekadar ingin mengambil gambar dari dekat.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif