Jogja
Jumat, 8 Juli 2016 - 03:20 WIB

KULINER KULONPROGO : Wingko Diminati, Produksi Ditambah Hingga 100 Kg

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Kulonprogo berupa wingko masih menjadi alternatif oleh-oleh.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Selama masa Idul Fitri, sejumlah pedagang oleh-oleh Kota Wates, Kulonprogo diserbu pembeli yang ingin membeli buah tangan. Tingginya permintaan tersebut disikapi dengan penambahan bahan baku hingga berkali-kali lipat.

Advertisement

Seorang penjaga toko oleh-oleh Andika di Jl.Khudori, Wates, Lastri mengatakan pembeli merupakan pemudik yang akan kembali ke perantauan, khususnya ke arah Jakarta dan Jawa Barat. Tingginya permintaan ini biasanya rutin terjadi.

“Biasanya H+2 sampai H+7 pasti ramai”jelasnya di sela-sela melayani pembeli, Kamis (7/7/2016).

Sebagai persiapan, dia juga menambah produksi wingko hingga 100 kilogram. Selain itu, stok bakpia yang disediakan juga ditambah hingga 100 kotak per hari. Lastri memaparkan wingko dan bakpia tetap menjadi pilihan utama bagi para pemudik. Selain itu, sejumlah makanan ringan lainnya juga menjadi alternatif yang diminati.

Advertisement

Selama arus balik Lebaran, ia bisa menjual masing-masing minimal 100 kotak bakpia dan wingko. Di hari biasanya, ia hanya mampu menjual sekitar 20 kotak bakpia dan wingko. Meski bakpia kering lebih awet, pembeli lebih menyukai bakpia basah karena rasanya yang lebih legit.

Pembeli mayoritas membeli dalam jumlah banyak hingga dikemas dalam kardus. Meski permintaan meningkat, diakuinya tidak ada peningkatan harga kecuali untuk camilan. Sekotak wingko dihargai Rp16.000 sedangkan bakpia basah dihargai Rp22.000.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif